Terjebak Gairah Bersama Sopirku - NDOMAX
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Terjebak Gairah Bersama Sopirku


Cerita ini terjadi ketika aku masih duduk dibangku sekolah, saat usiaku masih 17 tahun. Waktu itu rambutku panjang sebahu dan sangat terawat hingga terlihat mempesona. Disekolah aku termasuk sebagai anak yang menjadi idola para siswa disana walaupun aku masih terbilang murid baru disekolah tsb. Aku pertama mengenal berbagi kasih dengan mantan pacarku yang memang tak berlangsung lama dan kemudian putus karena aku harus pindah sekolah keluar kota.

Pengalaman pertama yang tak terlupakan itu membuatku selalu ingin mencoba pengalaman baru yang lebih menantang. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang selalu berujung ditempat yang menyenangkan tapi aku sangat bosan dengan kehidupan yang begitu begitu saja. Aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku lebih bersemangat lagi.

Pada waktu itu aku belum diijinkan untuk membawa kendaraan sendiri, jadi untuk keperluan itu maka orangtuaku mempekerjakan bang Adit sebagai sopir pribadi keluarga kami yang usianya sekitar 30 tahun. aku sering melihatnya sedang memperhatikanku ketika sedang berada dirumah karena aku memang sering mengenankan baju tidur yang cukup menantang karena udara dikota tsb yang cukup panas. Awalnya aku memang agak risih dengan tatapannya yang terkesan menelanjangi diriku namun lama kelamaan aku malah suka ketika sedang dipandangi oleh matanya yang nakal.

Dibalik pandangan matanya, aku merasa dia menyimpan nafsu terpendam yang sangat besar terhadap diriku seolah hendak menerkamku saja. Namun Bang Adit cukup pandai menjaga sikapnya hingga selalu terlihat ramah pada keluargaku.
Lama kelamaan aku mulai merasakan adanya luapan gairah asing dalam diriku bahkan aku sering membayangkan bagaimana jika aku berbagi dengannya tapi waktu itu aku memang belum berani dan masih ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.

Keinginanku akhirnya tercapai dengan rencana yang sudah kupersiapkan. Hari itu aku baru saja pulang sekolah setelah mengikuti berbagai kegiatan yang cukup padat hingga tubuhku terasa begitu lelah. Sebenarnya aku masih harus mengikuti les private pelajaran namun aku memutuskan untuk langsung pulang saja.
 
Dengan jantung berdegup keras, Aku menuju tempat parkir dimana bang Adit menunggu seperti biasanya.
“bang hari ini kita langsung pulang aja ya..
“loh bukannya non Revia masih harus ketempat les ?
“hari ini gak usah pergi les dulu deh bang.. soalnya aku lagi gak enak badan nih..
“ohh begitu. jadi sekarang kita langsung pulang aja ya kalau begitu.

Berbeda dari biasanya kali ini aku memutuskan untuk duduk dibangku depan disebelah pengemudi agar dapat dengan mudah menjalankan rencanaku.
Setelah berada didalam mobil, sandaran mobil kuturunkan agar lebih rileks dan aku berisitirahat sambil memejamkan mata.
Aku juga menyuruhnya mematikan AC dengan alasan tidak sehat sebagai gantinya aku membika sedikit bagian atas baju seragam sekolahku sehingga belahan buah dadaku sedikit terlihat dan menarik perhatiannya.
“non gak apa apa kan ? sabar sedikit ya sebentar lagi juga sampe. Hiburnya
“iya pak badanku agak lemas nih. Bang Adit bawa mobilnya santai aja ya soalnya aku pengen tidur sebentar.

Sepanjang perjalanan aku berpura pura tertidur dan disela sela kemacetan berulang kali Bang Adit mengajakku mengobrol namun aku tetap berpura pura tak menjawab seolah sedang tertidur pulas.
Ketika mobil tengah berhenti karena kemacetan sepertinya Bang Adit mulai tergoda untuk berbuat nakal. Aku sedikit membuka mataku agar dapat memperhatikan setiap tindakannya walaupun ia sama sekali tak mengetahuinya.

Perlahan tangan kekar Bang Adit meraba tanganku dan mengelusnya dengan lembut namun aku mencoba bertahan dan membiarkannya. Semakin lama ia semakin berani lalu menyingkap sedikit rok seragam sekolahku keatas lalu mulai mengelus bagian dalam pahaku yang halus dan mulus.

Berkali kali Bang Adit mereguk ai liurnya karena tak tahan melihat sepasang kakiku yang indah dan tangannya terus menelusuri tubuhku.
Kebetulan waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa siapa karena kedua orangtuaku masih bekerja dan pembantu juga sedang pulang kampung. Jadi hanya ada kami berdua.
Dengan alasan badanku yang merasa lemas ,Seelah itu aku memintanya untuk mengantarku
kekamar yang ada dilantai dua rumah.
“ya udah sekarang non Revia istirahat aja dulu biar cepat pulih. Biar bang Adit tunggu dibawah aja..
“jangan pergi dulu bang.. aku boleh minta tolong sebentar kan..
“boleh aja non.. tapi gak enak kalau abang lama lama dikamar, takut nanti dimarahin sama ortu non. hehe..
“gapapa koq bang.. badanku gak enak banget daritadi. Bang Adit bisa bantu pijat sebentar kan.. nanti kau kasih uang tambahan deh..
“waduh gimana ya.. Bang Adit jadi serba salah nih..

Waktu itu sebenarnya dia mau pergi dan dari kamarku dan aku pun mencegahnya dan memintanya memijat tubuhku. Sambil duduk dipinggiran ranjang lalu kusingkap bagian belakang baju seragamku hingga memperlihatkan kulit punggungku yang putih dan mulus.
“sekarang tolong olesi punggungku pakai minyak kayu putih ini ya bang.. pintaku dengan suara yang agak manja.
“beneran nih abang boleh menyentuh tubuh non Revia..
“ya boleh lah bang.. lagian gak ada yang larang koq hehe..

Tangannya yang kasar mulai menelusuri punggungku dan membuat darahku kian berdesir karena sentuhannya.
“kulit non bagus banget, udah putih mulus lagi.. pasti rajin dirawat disalon ya non.
“ngak koq. perawatan dirumah aja bang. kalau bagian punggung sudah sekarang bagian depan ya bang.

Sekarang kami saling duduk berhadapan, Dia tampak gugup melihat wajahku dan kulihat matanya terus mengarah pada buah dadaku yang indah itu. Karena terus menerus disiguhi pemandangan seperti itu, akhirnya dia memberanikan diri menelusuri perbukitan.

Aku hanya bisa terdiam saat dia berkelanan semakin jauh. sesaat bang Adit terkagum kagum melihat buah dadaku yang menggairahkan. Aku berpura pura menggelengkan kepala ketika bang adit yang merasa mendapat ijin dariku menjadi makin bersemangat.
“non buah dadamu bagus sekali… Bang Adit boleh remas sebentar kan

Aku hanya terdiam dan buah dadaku telah menantang didepan matanya. Bang Adit pun semakin tak sabar lalu tangannya mulai bermain. Diawali dengan ujungnya hingga membuatku semakin bergairah.
Pelan pelan Bang Adit menggunakan jari telunjuk dan jempolnya untuk memilin putingku.
“orghh.. aku mendesah pelan sambil mendongakkan kepalaku keatas karena sensasi geli dan nikmat yang kurasakan. Nafasku makin berat dan terasa naik turun membuat payudaraku semakin terlihat indah.

Bang Adit mulai meremas pelan dan aku masih melenguh sambil mendengak, dia remas agak keras dan sepertinya kedua payudaraku ini benar benar terasa kenyal dan padat dikedua tangannya.
Peluh mulai membasahi kami berdua, Bang Adit menggunakan mulutnya, diawali dengan lidahnya yang menyentuh ujung putingku membuatku terpana sambil menatapnya dengan tatapan yang sayu dan memelas.
“ohh bang… desahku

Bang Adit terus menyentuh dan menelusuri putingku dengan lidahnya yang nakal dan tanpa sadar kedua tanganku menjangkau kepalanya. Bang Adit sedikit terkejut karena aku menjadi lebih binal seperti sedang menahan kepalanya agar tetap melumat dadaku.

Aku memang paling tak tahan jika diperlakukan demikian karena bagiku payudaraku adalah bagian paling sensitive dan membuatku terangsang. Menurut Bang Adit putingku benar benar indah sungguh membuatnya mabuk kepayang. Dia tak bosan bosan memainkan tangan dan mulutnya disana. Memilin, meremas, menjilat sambil menghisap, apapun dia lakukan demi memuaskan birahinya.

Bang Adit merasa putingku sangat Kenya dalam mulutnya hingga membuatnya gemas sekali. Lidahnya pun seolan ikut gemas karena menikmati bermain dengan putingku. Dirangsang seperti ini membuatku hanya bisa merem melek, mendongak, melenguh dan menggeleng menerima serangannya.
Kedua tanganku masih membelai belai kepala Bang Adit, dan peluh seperti orang marathon membasahi tubuh kami berdua. Tak tahu berapa lama Bang Adit mempermainkan kedua payudaraku, aku semakin tak tahan tiba tiba tanganku menjambak rambutnya dan disaat bersamaan tubuhku mengejan dengan pinggulku bergerak gerak sambil teriak kecil mendongak keatas.
“aahhh… shshhh oucchhh bang….
“wah non Revia udah gak tahan ya..


Setelah itu Bang Adit membuka seluruh peralatannya maka terlihatlah sesuatu yang sudah berdiri tegap dari tadi.
Aku pun takjub melihat benda itu bahkan jauh lebih besar dibanding mantan pacarku dulu.
“koq diem aja. non belum pernah ngerasain yang sebesar ini ya..
Aku pun pelan pelan meraih benda itu dan memainkannya, kuelus perlahan dan mulai mengocoknya hingga membuat ukurannya semakin bertambah besar. Kedua tanganku bergantian mengocok kejantanannya dan disambut dengan suara lenguhan nikmat sopirku.
“aahhh enak bangettt kayak gini. Ouch… terusin non sshh…

Wajah Bang Adit nampak keenakan sambil terus melenguh keenakan, tangan kanannya membelai lembut rambut panjangku yang tergerai.
“sekalian dikulum aja non biar tambah mantap.. ouch… tangan Bang Adit mendorong kepalaku kearah selangkangannya.


Aku pun membimbing kejantanananya kearah mulutku dan perlahan kusapu kepala penisnya dengan lidahku yang basah dan lembut. Laki laki itu mengerang nikmat seolah tak percaya dengan apa yang kulakukan padanya. Ia merasa bangga karena bisa menaklukan anak majikannyasendiri yang sudah lama membuat birahinya bergolak.
Cukup lama kuoral batang kejantanannya sambil sesekali menghisap kepala penisnya dengan kuat hingga membuatnya kelojotan dan hampir mencapai orgasmenya.
setelah berjalan beberapa menit sepertinya dia ingin memulainya.


Bang Adit semakin bergairah dan deru nafasnya semakin memburu lalu melucuti semua pakaian seragam sekolah yang menutupi tubuhku.
Tubuhku didorongnya hingga telentang diatas ranjang dan dengan penuh nafsu dia membentangkan kedua kakiku hingga mengangkang kearahnya.
Bang Adit menggesekan kejantananya berkali kali lalu mulai mendorongnya hingga membelah liang kewanitaanku.


“jleb… usshh.. sempit banget punya non.. Bang Adit terus mendorong hingga melesak sangat dalam dan membuatku sedikit kesakitan
“aarghh pelan pelan bang.. engh..
“tahan aja non.. Nanti juga bakal enak koq.. ucap Bang Adit sambil memaju mundurkan kejantanannya dengan cepat.

Bang Adit terus menghujam tanpa ampun membuatku benar benar kewalahan menghadapi luapan birahinya yang sangat besar. Tubuhnya yang hitam legam menindih tubuhku diatas ranjang sambil mendekapku dengan kuat.

“hmpm… aku menggumam tak berdaya ketika sopir perkasa itu mengulum bibirku dengan buas. Tubuhku yang putih mulus seperti kelojotan karena terus dihujami bertubi tubi oleh kejantanannya yang sangat besar dan berurat.


Dalam ketidak berdayaan ketik sedang ditindih olehnya, aku berusaha mengimbangi permainannya dengan cara menggeliat sebisaku dan rupanya hal ini malah membuatnya semakin bernafsu saja.
Bang adit meremasi buah dadaku dengan kasar, mengulum dengan rakus dan menggigitnya dengan gemas membuat diriku semakin terangsang.
Hujaman yang diberkan menimbulkan perasaan yang tak dapat diucapkan saat itu, hinggap pada detik detik sebelum berakhir, suara merdu dari bang adit pun terdengar. Suara itu sangat indah sekali seolah mengungkapkan seluruh kenikmatan yang diperolehnya kala itu.
“Ahh…. Engh….. muncrat non ouch…

Irama genjotan Bang Adit semakin pelan lalu berhenti namun ia masih membiarkan kejantanannya terbenam didalam sana seolah tak rela untuk menariknya keluar.
Setelah menyelesaikannya lalu dia bersitiraht disebelahku. Aku juga sudah lelah dan hanya bisa terdiam tanpa berkata kata apa apalagi, kami berpelukan dengan mesra sambil berciuman seolah tak percaya dengan kejadian yang baru saja terjadi.


Sejak saat itu bang adit sering mengulangi kegiatan itu kapanpun dan dimanapun setiap kali ada kesempatan
Tampaknya dia semakin ketagihan dan lupa bahwa aku ini adalah majikannya. Bahkan ketika malam hari dia kerap menyusup kedalam kamar melalui jendela yang ada disana dan meminta aku untuk berbagi lagi dengannya,
Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar selalu menjaga sikap didepan orang lain terutama orangtuaku.
Tak sampai setahun kemudian bang Adit berhenti bekerja karena ada masalah dengan orangtuaku namun kenangan bersamanya tak pernah terlupakan hingga saat ini.
Mencoba menjadi setitik warna di dunia ini meskipun dunia ini sudah penuh dengan banyak warna

Post a Comment