Pengalaman Baru Di Desa Terpencil - NDOMAX
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Pengalaman Baru Di Desa Terpencil


Menjalani tugas didaerah terpencil memang terasa begitu sulit bagi sebagian orang yang sudah terbiasa dengan kehidupan dikota besar. Namun demi mewujudkan keinginannya menjadi seorang dokter maka Evelina harus bersedia menjalani ini semua.
Kali ini ia ditugaskan untuk mengabdi disebuah desa kecil yang terletak diatas pegunungan yang udaranya sangat sejuk.Walaupun awalnya sedikit kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan disana namun gadis muda itu terus berusaha melakukan yang terbaik demi melatih kemampuan yang telah dipelajarinya selama ini. Selama bertugas disana Evelina menyewa sebuah kamar rumah sederhana yang letaknya tak begitu jauh dari lokasi tempatnya bertugas.

Rumah itu milik pak Mudin, seorang Pria paruh baya yang hanya tinggal sendirian saja dirumahnya. Pasalnya Istrinya yang masih cukup muda memang sudah lama pergi meninggalkanya bersama laki laki lain yang dikenalnya dari sebuah medsos. sementara ketiga anaknya yang lain merantau dan bekerja dikota.
"Gimana dek ? Jadi mau sewa kamar dirumah bapak gak ? Kalau mau nanti biar bapak bersihin semua kamarnya.
"hmm selain lokasi rumah bapak gak begitu jauh dari tempat Praktekku dan sepertinya rumah bapak juga lumayan terawat ya.
"Iya dek Soalnya bapak paling gak suka liat rumah kotor dan berantakan jadi setiap hari bapak selalu bersihkan.

"Aku sih udah merasa cocok dengan rumah ini tapi mengenai biaya sewa kamarnya gimana ya pak..
"Soal biaya sewa sih terserah kamu aja. mau dikasih berapa juga pasti bapak terima. Lagian bapak juga senang kalau ada orang yang tinggal disini biar ada teman ngobrol hehe..
"Jangan lah pak.. Bapak tentuin aja berapa sewa tiap bulannya biar nanti saya bayar.
"Gapapa koq dek bapak ikhlas dikasih berapa aja. Hmm.. Soal itu kita bahas nanti aja. Yang penting sekarang kamu istirahat dulu aja dikamar pasti cape kan seharian diperjalanan.

Tak terasa dua minggu telah berlalu dan Evelina pun berusaha menjalankan tugasnya sebaik mungkin memberikan pelayanan kesehatan didesa kecil itu.
Sikap dokter Evelina yang ramah dan murah senyum membuatnya cepat akrab dengan sejumlah warga disana hingga semakin banyak warga yang meminta bantuannya.

Sosok Pak Mudin memang dikenal cukup baik oleh penduduk desa karena sering membagikan hasil penen kebun sayurnya pada para tetangga.
Namun jarang yang tahu kalau saat masih muda, pak mudin merupakan seorang dukun pelet dan ahli ilmu gendam yang sangat berbakat. Pelanggannya saat itu memang hanya orang orang tertentu saja yang berasal dari luar desa terutama para pejabat daerah berkantung tebal yang sangat menyukai daun muda.

Praktek perdukunan itu berlangsung cukup lama tanpa diketahui warga disana. Setelah kematian anak kesayangannya yang misterius barulah ia berhenti dari profesinya karena kuatir seluruh keluarganya akan tertimpa musibah yang sama. Walaupun sudah cukup berumur namun siapa sangka pak mudin masih memiliki nafsu birahi yang besar dalam dirinya.
Semenjak dokter Evelina menyewa kamar kost dirumahnya seperti memberikan angin segar baginya sekaligus jawaban atas kegelisahan batinnya selama ini.

Akhirnya ia pun berniat untuk kembali menggunakan keahliannya untuk menaklukkan gadis muda itu.
"daripada gua coli melulu sampe dengkul lemes, mending gua kerjain sekalian aja tuh dokter hehe.. Pikir Pak Mudin yang sedang coli dikamar mandi rumahnya sambil membayangkan mulusnya tubuh dokter Evelina.

Suatu hari setelah selesai menjalankan tugasnya dipuskesmas, evelina mengunjungi salah satu pasiennya disebuah rumah hingga pulang agak malam. Ketika masuk kedalam rumah ia pun disambut oleh pak mudin.
"Wah pulang malam lagi dek.
"Iya pak tadi saya abis mengunjungi rumah pasien soalnya pasiennya gak kuat untuk menempuh perjalanan jauh. Tapi pas mau pulang ternyata hujan deras jadi terpaksa deh nunggu hujan berhenti dulu.
"Tapi diluar masih gerimis kan. Tuh baju dek evelina aja keliatan masih basah gitu.
"Iya pak keujanan dikit sih.. Udara disini ternyata dingin juga ya kalau malam.. Kayaknya saya belum terbiasa deh.
"Ohh begitu ya. kebetulan bapak ada buat teh hangat tadi. Ini kamu minum dulu saja biar badannya tambah hangat hehe..
"Iya makasih pak.. Bapak tau aja aku lagi kedinginan hehe..

Ketika sedang asik berbincang tiba tiba pak mudin mengaduh kesakitan.
"Aduhh duh.. Ssh.. Koq sakit begini ya..
"Ehh pak mudin kenapa? Apanya yang sakit pak..
"Ini loh burung saya rasanya sakit banget dek.. Aduh... Ssh.. Pak mudin berpura pura memegangi bagian kemaluannya.
"Emang bapak abis ngapain tadi koq burungnya bisa sakit.. Kalau gitu biar aku bantu periksa ya pak.
"Aduhhh gak usah dek.. Soalnya bapak malu kalau harus buka celana.
"gak usah malu pak.. Kalau sakit memang harus diobati pak jangan sampe tambah parah nantinya.
"Gak usah malu pak.. Semua ini buat kebaikan bapak juga. Biar saya bantu buka celana bapak ya..
Dokter cantik itu berlutut didepan pak mudin yang masih terduduk dikursi kayu.

Dokter muda berwajah oriental itu menarik turun celana komprang milik pak mudin hingga kejantanannya terpampang jelas.
"Sebenarnya tadi bapak lagi onani tapi karena dek evelina datang makanya terpaksa saya hentikan hehe...
"Memangnya selama ini bapak sering onani ya.
"Iya dek. Bapak ini orangnya gampang terangsang. Daripada bapak jajan diluar takut kena penyakit mending Bapak onani aja biar aman.
"Tapi kalau keseringan onani juga gak baik pak apalagi melakukannya gak sampai tuntas kayak gini.

Kalau gitu biar saya carikan obatnya dulu ya pak..
"Ga usah dek. Biasanya sih kalau udah muncrat nanti juga akan sembuh sendiri koq. Tapi bapak boleh minta tolong kan sama kamu.
"Iya bole aja pak.. Memangnya bapak mau dibantuin apa.
"Hmm.. Tapi sebelumnya Bapak mau minta maaf dulu kalau sudah lancang. Kamu bisa tolong bantu kocokin burung bapak kan..
"Aduhh gimana ya pak.. Soalnya aku gak pernah kayak gitu.
"Gapapa koq dek. Anggap aja kamu lagi terapi pasien. Kalau mau jadi dokter memang harus punya banyak pengalaman dek.

"hmm gimana ya..
"ayolah bantu bapak kali ini aja dek. Soalnya burung bapak rasanya gak nyaman banget nih kalau belum muncrat keluar.. Pak Mudin berpura pura meringis sambil memegangi burung yang ada didalam celananya.
"Kasian juga ya bapak. Kalau gitu biar aku bantu kocokin sampe keluar ya.
"nah gitu donk. Itu baru namanya seorang dokter yang mengerti keadaan pasiennya.

Selama Evelina memeriksa kejantanannya, diam diam pak Mudin mulai membacakan mantra gendamnya sambil mengamati reaksi gadis itu guna memastikan gendamnya telah bekerja sepenuhnya.

"Dek mending periksanya didalam kamar aja ya soalnya takut nanti diintip orang. Yang ada nanti kita dituduh berbuat mesum lagi. hehe..
"Ya udah terserah bapak saja. yang penting bapak merasa nyaman aja saat diperiksa.

Kemudian mereka berpindah kedalam kamar Pak Mudin. Laki laki paruh baya itu segera duduk dipinggiran ranjang besinya yang dikelilingi kelambu kain tipis berwarna putih kusam.


Pria paruh baya itu sepertinya sudah tak sabar menunggu terapi yang akan diberikan hingga pikiran kotornya terus berputar.
Kedua kakinya dibiarkan mengangkang lebar agar Evelina dapat leluasa memeriksa kondisi burungnya.
"Saya periksa sekarang ya pak..
"Tapi gak disuntik kan dek.. Soalnya dari kecil bapak paling takut sama jarum suntik hehe..
"Ahh gak koq pak. Cuma diperiksa sebentar aja.. Biar aku tahu keadaan penyakit bapak setelah itu tinggal minum obatnya.

Dengan masih mengenakan jas dokternya yang berwarna putih, Tanpa rasa malu, Evelina segera jongkok dan meraih kejantanan pak mudin yang diam diam mulai berdiri menantang lalu perlahan mengocoknya hingga memberikan sensasi nikmat bagi pria paruh baya tsb.
"Wah tangan dek Evelina halus sekali ya. Pasti rajin dirawat ya..
"Bapak bisa aja.. Memangnya tangan istri bapak dulu gak sehalus ini.
"Ya jauh lah dek. Orang istri saya dulu kerjanya nyangkul dikebun, yang ada tangannya malah kapalan hehe..
"Pelan pelan aja dek ngocoknya.. Biar terasa nikmatnya.
"Oucchh sshh.. Terus dek.. Sshh enak banget aahh...

Kejantanan pak mudin semakin membesar saja dan membuat evelina semakin takjub. Ia tak menyangka kalau batang pria tua tsb masih bisa ereksi sekeras itu. Pria paruh baya itu kembali membaca mantra gendamnya dan berharap Evelina akan semakin binal nantinya.

Evelina mengocok kejantanan pak mudin dengan tangannya secara bergantian,kadang menggunakan tangan kanan dan kadang menggunqkan tangan kirinya. Penis besar itu terasa begitu mantap dalam genggaman tangannya karena ukuranya yang tak wajar.
semakin dikocok maka ukuran batang pak mudin semakin besar saja.

"Wahh kayaknya penis bapak masih sehat ya.. Baru dikocok sebentar udah langsung keras kayak gini.
"Iya dek.. Bapak emang orangnya gampang terangsang makanya sering kena blue balls hehe..
"Gimana pak sudah mendingan belum..
"Iya dek agak mendingan sih..
"Kalau kondisi kayak gini harus dikocok sampe keluar pak biar tuntas.
"Mending dioral aja sekalian dek.. Biar keluarnya tambah banyak hehe..

Kemudian Evelina pun menuruti kemauan pak mudin dan mulai mengulum penis laki laki tua tsb.

Aahh.. Sshh gila enak banget sepongan kamu dek... Ouch.. Pak mudin mengeram menahan nikmat sambil salah satu tanganya menekan nekan kepala gadis itu kearah selangkangannya.

Hmp... Mhmm.. Dokter muda itu semakin mempercepat gerakan kepalanya sambil mengulum dan menyedot nyedot penis pak mudin tak hanya itu pak mudin pun menaikan kedua kakiknya seperti sedang merangkul leher Evelina yang sedang berlutut dipinggiran ranjang.

Hal ini membuat pak mudin makin terangsang dan tangannya mulai aktif menggerayangi tubuh gadis itu yang masih tertutup oleh blazer putih pakaian dokternya.

Rupanya minuman yang telah ditaburi obat perangsang itu mulai bekerja pada dirnya sehingga evelina merasakan gairah asing yang timbul dalam dirinya.
Evelina berhenti sejenak guna mengatur nafasnya yang kian memburu. Mereka saling berpandangan dengan tatapan yang dipenuhi gejolak nafsu.

Evelina yang masih dalam posisi berlutut langsung dicium oleh pak mudin.
Evelina tak bisa menolak ketika pak mudin melumat bibirnya karena tubuhnya didekap dengan kuat.

Sambil terus mencumbui dokter muda itu, kedua tangan pak mudin sibuk menggerayangi seluruh tubuh evelina. Tanpa membuka blazer putihnya, tangan pak mudin menelusup masuk kedalam baju evelina dan mulai meremasi buah dadanya.

Sungguh pak mudin terpesona dengan kecantikannya. Kecantikan khas seorang gadis yang menurutbya tidak mungkin ditandingi oleh siapapun juga.

Dan ditengah kekagumanya akan wajah menawan itu, tanpa berkata apa-apa, tiba-tiba dia memajukan kepalanya, dan dengan cekatan Evelina memagut bibir pak mudin. Laki laki tua itu benar-benar kaget dan tidak menyangka hal ini terjadi. Jantungnya berdegup sangat kencang, darahnya seakan mengalir sangat deras kearah kepala.

Pak mudin menyadari bahwa dia sedang bercumbu dengan gadis idamannya. Dia dapat merasakan dengan jelas aroma nafasnya yang wangi, bibir basah Evelina yang menghisap pelan bibirnya, dan lidah dokter muda itu yang mulai bermain dirongga mulutnya.

Semakin lama, bibir mereka terpaut semakin dalam, hingga tak sadar tangan pak mudin telah memeluk erat tengkuknya, dan mereka tidak lagi berbaring berdampingan, melainkan pak mudin telah berada diatasnya.

Perlahan pak mudin memberanikan diri untuk menggeser cumbuan bibirnya, dia memberanikan diri mencumbu bagian leher hingga belakang telinganya, dan tampaknya evelina sangat menikmatinya. Sungguh pak mudin tak percaya dengan apa yang dia lakukan. Sesaat pak mudin menghisap daun telinganya perlahan, dan dia bisa membaui dengan jelas aroma wangi yang selama ini hanya terasa samar.

Sungguh seorang wanita yang cantik dan spesial.
“pak, boleh kubuka ini?” kata Evelina tiba-tiba sambil menyingkap kaos oblongnya. Pak mudin tidak menyahut dan menjawabnya dengan membuka kaos yang kukenakan.

Dan tak lama kemudian, Evelina sudah asik memainkan dadanya dengan lidahnya yang hangat. Laki laki renta itu sungguh merasa melambung tinggi dengan permainan lidahnya, dan dia sengaja bergeser dan berbaring hingga evelina lebih bebas mengexplore tubuhnya.

Dan tanpa dipersilahkan, Evelina sudah telungkup menindih perut pak mudin. Mulutnya yang lembut tak henti-hentinya menjilat wilayah dada laki laki itu, dia terus melakukan ritual tersebut hingga lidahnya kembali menuju bibir pak mudin, dan sekali lagi kedua bibir itu berciuman erat. Dia kembali mencumbu erat bibir pak mudin, dan melanjutkan kecupanya hingga wilayah leher dan telinganya. Tangan pak mudin pun dengan sigap memeluk erat pinggulnya sambil mencumbu bagian bawah lehernya.

“boleh tangan saya masuk dek? tanya pak Mudin sambil tetap menikmati permainan lidahnya. Kali ini jemari kakek itu sudah mulai berani menyusup melalui bagian bawah kaosnya dan meraba bagian punggungnya. Dapat dia rasakan punggung yang halus itu bersinggungan dengan jarinya.

Evelina pun menghentikan usapan lembut lidahnya di bagian belakang telinga pak mudin, dan berbisik pelan: “mau masuk kemana memangnya?”
“eh,, mau masuk kesini, eh dek, kataku gugup, sambil menghentikan jemarinya yang tengah meraba bagian perutnya yang rata dan terawat.

Dan evelina pun tidak menjawab pertanyaanllnya, dia hanya tersenyum cantik sambil melepas blazer putih dan pakaian dalamnya.

Dan mata pak Mudin kembali terbelalak ketika menyaksikan Sebuah pemandangan yang terindah yang pernah dia lihat. Sepasang gumpalan daging tersembul menantang, sangat halus dan lembut. Saking halusnya, dapat terlihat alur urat yang tersembunyi tipis dibalik kulitnya. Sungguh payudara terindah yang pernah dilihatnya.

Ukurannya tidak terlalu besar, mungkin sekitar 34an, tetapi ukurannya sangat proporsional dengan tubuhnya, ditambah lagi dengan putingnya yang mungil berwarna coklat kemerahan menghiasi ujung-ujungnya. Sangat-sangat sempurna.

Saking kagumnya dengan payudara itu, pak Mudin tidak menyadari tangan nakalnya sudah meraba lembut bagian bawah gumpalan daging kenyal itu,
“eh,, boleh saya…”
“tentu..” katanya memotong kalimat pak Mudin sambil kembali telungkup dan melumat bibirnya.

Mendapat perlakuan seperti itu, pak mudin pun tak mau kalah.
Seolah telah mendapat ijin, dia pun melayangkan serangan-serangan yang lebih berani. Kedua tangannya segera meremas lembut payudara indah itu, dan permainan evelina pun semakin mengganas.

Dia tampaknya tidak memberikan kesempatan bagi pak mudin untuk memegang kendali. Bibir mungilnya semakin agresif, dia menorehkan cupang merah tipis didada pria tua itu, hingga menjelajahi perut bawahnya sambil menyibak selimut yang masih sedikit menaunginya.

Sangat-sangat liar, bahkan pak mudin tidak kesampaian merasakan puting merah itu dengan bibirnya. Sambil bibir mungilnya terus beraksi, dia menarik turun resliting celana pak mudin,

"Aku lepas celananya ya pak. begitu bisiknya ditelinga pak mudin sambil tersenyum menggoda.

Dan pak mudin hanya bisa pasrah ketika ternyata evelina tidak hanya berniat melucuti celana pendeknya. Dia mencengkeram celana berikut celana dalamnya, menariknya turun dengan cekatan, dan melepaskanya dari kaki laki laki tua itu hingga pak mudin benar-benar dibuat bugil dihadapnya.

Sekali lagi pak Mudin merasa bahwa dia sedang bermimpi, dia sedang bugil dihadapan gadis idamannya.

Sungguh pak mudin tidak percaya, evelina sedang mencumbu perut bagian bawahnya, dengan pangkal pahanya yang terbuka lebar tanpa seuntai benang pun menutupinya. Sungguh terasa bagaikan mimpi, imajinasi pak mudin melayang jauh dan dia tidak pernah merasakan moment seindah ini, seorang wanita yang dia puja, sedang bermain-main dipangkal pahanya.

Dan sekali lagi Evelina menunjukkan keajaiban lidahnya, kali ini serangannya diarahkan pada bagian bawah perut pak mudin.

Yak, Evelina mencoba merangsangnya dengan jilatan-jilatan maut dibawah sana. Dan tak lama kemudian, tangan kanannya memegang erat batang yang sudah berdiri tegak disana. Dan sambil menatap mata pak mudin dia mengecup bagian kepalanya, dan segera memasukkan batang itu kedalam mulutnya. Sungguh sekali lagi pak Mudin merasa terbang ke awan.

Tidak seperti lumatan-lumatan yang pernah kurasa, lidah Evelina benar-benar ajaib, dia benar-benar mampu memainkannya dibawah sana.

Begitupun dia tidak perhenti disitu, setelah puas menghisap bagian batang, Evelina menggeser mulutnya kebawah, dan inilah pertama kali aku merasakan sensasi rangsangan di bagian paling bawah sana. Dokter muda itu melumat habis pangkal bola-bolanya, dan melanjutkannya dengan mencumbu area lain dengan liarnya.




Dan tampaknya dia begitu menikmatinya. Dia melakukannya sambil terus memainkan bola-bola pak mudin, sungguh suatu sensasi yang luar biasa.

Sejenak, ingin rasanya pak Mudin membobolkan saja pertahanannya dan mengaku kalah. Bibir Evelina adalah bibir paling gila yang pernah dia hadapi. Namun pak mudin masih bisa berpikir sehat. Dia segera menarik bagian pangkal pahanya itu dari cengkeramannya, dan segera memagut bibir ajaib itu dengan bibirnya.

Dengan cepat pula, dia baringkan Evelina karena kali ini pak Mudin ingin menguasai permainan. Dia pun segera berganti menunjukkan potensinya. Kembali dia rangsang bagian leher Evelina, dia jilat perlahan, hingga turun sampai bagian payudara. Bagian yang sangat dinanti dari tadi. Pak Mudin membenamkan mukanya diantara kedua payudara itu, sungguh payudara yang paling lembut yang pernah dia rasakan.

Tangan pak Mudin pun tak mau kalah, dia remas payudara kanan dengan tangan kanan, sambil lidahnya mulai bermain dengan puting kirinya. Bagaikan buah cherry yang sangat manis, dia mengulum lembut puting itu, sungguh rasanya sangat menggairahkan. Ini adalah puting paling sempurna yang pernah dirasakan bibirnya.

Merasa sudah menguasai keadaan, pria paruh baya itu mulai memainkan ritme permainan. Sesaat dia hisap puting itu lebih dalam, sambil meremas payudara kanannya. Demikian pak Mudin bergantian bermain dengan kedua gumpalan menakjubkan itu. Sesaat dia mencoba menyentuh lembut lingkaran penyangga puting itu dengan telunjuknya, sesaat pula dapat dia rasakan puting itu mulai mengeras kencang disertai munculnya bulu-bulu halus yang berdiri diatas kedua bukit indah itu.

Sungguh sepasang payudara yang sangat cantik, sangat indah dengan bintik2 bulu roma yang menghiasinya, pak mudin jadi semakin bergairah melihatnya, dan dia pun tak mau menyia-nyikan moment ini.

Permainan bibirnya mulai menjamah bagian perutnya yang rata. Sambil tangan kirinya tetap mencengkeram satu dari dua bukit indah itu, tangan kanannya menekan bagian punggungnya perlahan. Tampaknya Evelina benar-benar menikmati permainan pak mudin dan dia pun memberanikan diri mengexplore bagian bawah perutnya dengan lidahnya. Yah, pak mudin mengecup lembut belly buttonnya dan mencoba bermain sedikit lebih kebawah sana.

Menanggapi perlakuannya, Evelina tidak terlalu terlihat keberatan. Dia malah terlihat sangat menikmati dan sedikit membuka pangkal pahanya. Bahasa tubuh Evelina seolah memberi dia ijin untuk beranjak ke bagian itu. Segera pak mudin kembali menurunkan kepalanyam. Kali ini dia mencumbu bagian dalam pahanya, tangannya pun sekarang sudah memegang erat kedua pinggulnya, dan akhirnya pak mudin mulai berani mencium pakaian dalam yang menutupi kemaluannya.

Sungguh suatu pengalaman yang tidak pernah akan dia lupakan. Pak Mudin sedang menghirup bagian paling intim milik Evelina , dia merasakan sensasi yang paling dahsyat yang pernah kurasakan selama ini.

Gairahnya semakin menggebu, dan akhirnya dia beranikan diri menyusupkan lidahnya ke sela-sela bagian bawah segitiga cinta itu. Tangan kanannya mencoba menyibak kain hitam itu, dan bibirnya mulai mengecupnya perlahan, rasanya sungguh indah, agak terasa asin, tetapi aromanya sangat lembut. Sungguh-sungguh indah.

Gadis cantik yang tampaknya sudah sangat pasrah itu akhirnya menyangga kepala pak Mudin dengan tangan kanannya. Tanpa berkata apa-apa, dia meraih tali pengait segitiga itu dengan tangan kirinya, dan dengan perlahan dia menurunkan celana dalam itu dengan tangan kirinya. Pak Mudin yang sedang dimabuk gairah pun segera tanggap, pak mudin membantu dia menurunkan segitiga bertali itu, dan melepaskannya dari kakinya yang jenjang.

Dan dengan segera, seperti seorang anak kecil yang sedang dijamu dengan dengan sekotak permen lezat, pak Mudin pun segera kembali dengan daerah segitiga yang menakjubkan itu.

Kini tubuh wanita pujaan itu telah benar-benar telanjang. Dia benar-benar takjub dengan keindahannya, lekuknya yang sempurna dibalut dengan kulit yang putih, tipis dan lembut. Ahh,, ternyata dokter Evelina yang dia puja selama ini tidak hanya pintar dan cantik, beliau sangat sempurna seutuhnya, sangat terawat.

Bagian pangkal paha itu terihat sebagai bagian segitiga yang ditumbuhi dengan bulu-bulu lembut. Tampaknya Evelina sangat rajin mencukurnya. Pun begitu, tepat pada bagian bawahnya, terdapat sekatup bibir mungil berwarna merah muda. Pintu surga itu terlihat begitu rapi, hanya terlihat sebagai segaris lubang yang berwarna kemerahan.

Tanpa diberi aba-aba, pak Mudin pun segera kembali menjamu segitiga cinta itu. Kali ini dia merasa sangat bebas, tidak ada lagi sehelai benang pun yang jadi penghalang. Pak Mudin mulai mengecup pelan bibir cantik dibawah bulu-bulu tipis itu, dan tampaknya Evelina sangat-sangat menikmatinya, dan pak Mudin pun menikmatinya.

Samar-samar mulai dia rasakan aroma wangi yang sempurna, aroma yang mungkin dapat mengalahkan nikmatnya aroma kembang.

Perlahan tapi pasti, pak Mudin memagut bagian itu dengan bibirnya. lalu kembali dia hisap perlahan. Dengan sedikit keberanian, tangannya pun mulai turut meraba bagian itu. Dia mencoba membuka tangkupan dua bibir itu dengan jemarinya, dan terlihat jelas liang berwarna merah muda yang begitu indah. Tampaknya sangat hangat dan nyaman didalam sana. Dan kembali pak Mudin memberanikan diri mengeksplore lubang itu dengan lidahnya.

Kali ini, dia coba memasukkan lidahnya kedalamanya dengan bantuan kedua tanganku yang menyingkap pintu cinta itu. Kali ini, pak Mudin benar-benar merasakan aroma yang sangat memabukkan itu, sangat membangkitkan gairahnya. Dan dengan segera, dia memainkan lidahnya didalam sana, menghisap perlahan, kemudian menghisap kuat, demikian dia mencoba mencari ritme yang tepat dalam menangani bibir terindah ini.

Pak Mudin mencoba memainkan lidahnya dengan maksimal disini, sambil tangan kananku merangsang bagian klitoris Evelina. Dan tampaknya dia sangat-sangat menikmatinya.

Setelah sesaat bermain dengan ritmeku, pak mudin mencoba mengubah pola serangan. Kali ini, bibirku menghisap lembut bagian klitorisnya. Disini lidahnya pun turut bermain, kuhisap sambil sesekali menekan bagian itu dengan lidahku.

Perlahan tapi pasti, pak mudin kemudian memberanikan diri memasukkan telunjuk kananku yang dari tadi sudah memegang erat kulit berwarna kemerahan itu. Dan, ketika seluruh telunjuknya tercelup didalamnya, Evelina tiba-tiba mencengkeram kepalanya dengan tangan kanannyanya yang sedari tadi menyangga kepala pak mudin.

Sejenak pak Mudin tiba-tiba tersadar, kali ini dia memasuki daerah privatnya tanpa mohon ijin terlebih dulu.

Laki laki itu sedikit terkejut dan kembali gugup, secara reflek aku segera menarik keluar jariku dari lubang itu, tetapi dengan segera pula evelina memegang tangannya dengan tangan kirinya.

Yak, Evelina mengijinkan jemari laki laki itu bermain didalamnya, dan tanpa berkata apa-apa, dia membimbing jari nakal ini masuk kedalam miliknya yang sangat berharga itu.

Sungguh pak mudin dapat melihat raut wajah cantik itu yang kini sedang dibara gairah, aku melihat dia sangat menikmati permainannya, dan dengan sigap pula, pak Mudin merangsang kembali daerah klitorisnya dengan bibirku, sembari jemariku mencari-cari daerah G-spotnya didalam sana.

Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan area paling sensitif itu. Tak lama jariku bermain disana, pak mudin semakin membuka lebar pangkal pahanya. Dia kini tidak hanya mendesah dan menatapku nakal. Evelina sudah tidak malu-malu lagi untuk mengerang. Kaki jenjangnya sedikit ditarik keatas, dia sedikit melipat lututnya, suatu tanda bahwa dia sungguh terbuai dalam permainan jemarinya.

Pun demikian, pria itu pun semakin bergairah, aku semakin cepat menggerakkan jariku didalam sana, kutekan kuat pagian G-Spotnya sambil lidahku terus memainkan klitorisnya, jemari dan lidahnya kini sudah masuk kecepatan penuh. Pria mesum itu semakin cepat dan liar bermain dengan lubang cinta tsb.

Namun tiba-tiba Evelina mengapit erat kepalanya dengan lututnya. Dia menjepit kuat kepala pria itu sambil tangan kanannya menekannya kedalam. Dan segera setelahnya, pak Mudin bisa merasakan tubuh itu terguncang, pria itu bisa merasakan, tubuhnya sedikit kejang, dan,, pak Mudin kembali kaget dibuatnya, seiring dengan teriakan yang keras, tiba-tiba dia menggelinjang hebat, jemari pak Mudin merasakan ada kedutan hebat didalam sana,,, dan tidak putih bening.
"Aahhh sshhh... Aku gak tahannn lagi pak..  Engh... Dokter muda berwajah oriental itu mengerang menahan rasa nikmat yang luar biasa ketika telah mencapai puncaknya.
Nampaknya pak Mudin tidak bisa mengelak sama sekali, secara reflek dia meronta mencoba melepaskan kepalanya, tetapi cengkeraman pahanya terlampau kuat, dan sampai saat ini pula, paha lembut itu masih mencengkeram kuat kepalanya.

Pak Mudin hampir tidak percaya dengan apa yang dia alami, Evelina bertindak begitu liar hingga mencapai puncak dan menyemprot mukanya dengan cairan cintanya yang memabukkan.

Pak Mudin sangat terkejut, tetapi sebenarnya dia sangat menikmatinya. Pun begitu Evelina yang sudah terkulai lemas, aku bisa melihat tubuhnya yang masih sedikit gemetar, wajahnya sangat-sangat erotis, sepertinya dia baru saja mengalami orgasme paling dahsyat yang pernah dirasakannya.

Pak mudin kemudian beranjak ke sudut ruangan berinisiatif mengambil sehelai kain lap dan mengelap mukanya yang agak lengket,

“kamu baik2 saja kan dek ?” tanya pak Mudin sambil berbaring lagi disisinya
“eh,, maaf ya pak, aku sendiri tidak terpikir kalau bakal sampai kaya gitu” tangannya dengan reflek menarik kain lap yang pak mudin pegang dan segera me-lap bagian pipinya yang ternyata masih sedikit basah.

“tidak apa-apa kok, bapak juga menikmatinya. Bapak gak nyangka kamu bisa seBinal ini diranjang.
“serius,, ini pertama kalinya sampai seperti itu, aku benar-benar tidak menyangka sampai seperti itu” jawab Evelina sambil memeluk pak mudin erat.

Dan akhirnya, malam itu mereka berincang santai seperti layaknya sepasang kekasih. Mereka bercerita panjang lebar tentang keseharian dan tentang keluarga mereka, tentang kesibukan-kesibukan masing masing.

Maklum, pada dasarnya pak mudin dan evelina masih belum terlalu mengenal satu sama lain.
Tampaknya Evelina memang memiliki pengalaman yang luar biasa dalam hidupnya. Dia banyak bercerita tentang masa lalunya ketika masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. dan tiba-tiba pak mudin merasakan empati yang sangat dalam, sebuah perasaan seolah tidak terasa lagi ada jarak antara mereka. Seolah seperti sepasang kekasih/sahabat yang sedang berbaring dan sharing berdua
“gimana kalau kita lanjutkan lagi soalnya bapak belum tuntas nih.

katanya sambil kembali memeluk Evelina mesra.
“Ehmn pak.. Bapak percaya sama aku kan?” lanjut Evelina sambil meraih laci disamping tempat tidur. Pak mudin tidak menjawab dan hanya mengangguk kecil

“okeey,, tangan bapak diikat dulu yaa,,” katanya sambil mengeluarkan seutas kain panjang dan mengikat kedua tangan pak mudin ke bagian atas tempat tidur. Pak Mudin mulai berpikir aneh-aneh, sejenak dia ingin menolak apa yang dilakukan evelina padanya. Tapi, dia penasaran juga dengan rencananya, jadi kuti saja deh,, hehe

“bapak mau diapain sayang?”
“diem ah, percayalah padaku pak. jawabnya sambil kembali mengecup bibir pak Mudin. Laki laki tua itu sendiri tidak bisa banyak bergerak dengan kedua tangan yang terikat erat diatas kepala, sedangkan tampaknya bibir maut itu akan kembali mengeksekusi titik-titik lemahnya.

Perlahan, Evelina menggeser kembali kecupannya kearah leher laki laki itu,

sedikit cupang panjang disana, dan kemudian turun kearah dada. Bagian ini tampaknya bagian yang paling disukainya, lidahnya yang lembut bermain dengan puting pak Mudin, sambil kedua tangannya mimijit-mijit bagian samping dada laki laki itu. Di babak pertama ini pak Mudin sudah mulai bisa merasakan sensasi Evelina. Sebuah teknik-teknik yang baru dia temui dalam bercinta, diselimuti oleh paras yang sungguh-sungguh menggoda.

Perlahan, Evelina kembali menggeser posisi bibirnya, kali ini kecupan-kecupan itu diarahkan kebagian samping dada pak mudin dan, dia bermain dengan ketiaknya. Pak Mudin meronta keras, dia katakan padanya bahwa ini keterlaluan.
"Geli banget dek, kamu menyiksa bapak. begitu ujar pak Mudin. Tapi tampaknya Evelina tidak peduli dan terus melancarkan aksinya..

Dan ternyata teknik yang satu ini juga sangat mengerikan. Rasa geli yang perlahan berubah menjadi sebuah rangsangan yang mahadahsyat. Seiring dengan rabaan-rabaan tangannya yang sedikit memijit, Evelina benar-benar bak seorang sex machine yang istimewa.

Selama beberapa saat Evelina menyiksanya, tampaknya dia sudah cukup puas dan berniat memulai permainannya di bagian bawah.

“Sudah panas kan?” katanya sambil sambil tersenyum kecil dan memegang batang pak Mudin yang sudah berdiri keras.
Dan tanpa banyak bicara lagi, dimasukkannya batang itu kedalam mulutnya.

Yah, Evelina segera mengulumnya dengan bersemangat, dan dia langsung memainkan ritme permainan oral terdahsyat yang pernah kurasakan. Sesekali setelah lidah hangatnya bermain lincah, dihisapnya batang pak mudin kuat-kuat, seolah dia ingin menyedot habis seluruh isinya.

Sambil terus bermain-main dengannya, tangan Evelina meraih dua bantal disisi kiri tempat tidur,
“diganjal bantal ya pak” katanya sambil menyusupkan dua bantal itu dibawah pantatnya. Pak Mudin yang sudah merasa keenakan pun pasrah saja, dia angkat pantatnya sesuai dengan apa yang diingininya, dan kini, posisinya agak berasa tidak nyaman, punggung dan pantat Pak Mudin terganjal oleh bantal yang tampaknya cukup tinggi.pria paruh baya itu agak heran sebenarnya apa rencana Evelina, tapi kembali lagi, dia pasrah saja.

Evelina kemudian mengambil posisi tepat dbawah selangkang pak Mudin, dan kemudian kembali dia memasukan batang pak mudin ke bibir mungilnya, tangan kirinya memegang testikelnya dan tangan kanannya memegang pangkal batang itu. Pak Mudin tidak bisa melihat terlalu jelas apa yang terjadi disana, tapi dia kembali merasakan sensasi yang luar biasa.

Sejenak setelahnya, pria itu merasakan kepala penisnya bersentuhan dengan bidang yang sangat hangat dan licin, saat itu pula dia merasakan sensasi yang luar biasa diujung kemaluannya, sembari mendengar Evelina sedikit batuk-batuk dan mengeluarkan penis pak Mudin dari mulutnya.

Dan,, ternyata dia melakukan deep throat. Dokter muda yang satu ini memang gila, dan ini adalah pengalaman deep throat pertama bagi Pak Mudn Dan malam ini Evelina memberinya deep throat tidak hanya sekali, melainkan berkali-kali.

Sensasi rasanya benar-benar gila, sepertinya Pak Mudin hampir ejakulasi dibuatnya. Dalam hati pria itu begitu senang karena Evelina sudah takluk oleh ilmu gendamnya hingga sikapnya berubah drastis menjadi seorang wanita yang sangat liar.

Sesi oral pun berakhir, saat ini Evelina kembali memeluk laki laki itu. Tubuhnya yang gemulai bergelayut mesra diatasnya
“sekarang menu utama yuk,,” begitu bisiknya memanja ditelinga Pak Mudin.

Sambil tangan kirinya tetap memeluk leher pria itu,  Evelina meraih kembali senjata pak Mudin dan mengarahkannya kebagian pangkal pahanya yang memang sudah berada tepat diatasnya.

Yah, Evelina memasukkan kepala batang pria itu kedalam lubang yang berhias bulu lembut itu, dan tak lama kemudian dengan sedikit menindihnya, seluruh batang pak Mudin telah bersemayam didalam lubang hangatnya.

rasa penasaran yang selama ini berkecamuk hilang sudah. Kini Pak Mudin telah merasakan hangat dan nikmatnya liang itu. Sangat hangat dan rapat, bahkan jika batang kesayangannya itu bisa membauinya, dia kira Evelina pun akan terkesima dengan aroma wanginya.

Evelina pun memagut bibirnya sambil sedikit menggoyangkan pinggulnya, tidak naik turun tetapi memutar perlahan. Wew, bahkan teknik goyanganya pun dahsyat, tidak banyak bergerak, tapi dapat dia rasakan batangnya dipijit dengan sempurna.

Dan perlahan pak mudin sadari, sepertinya pijitan ini tidak hanya bermuara pada goyangan pinggul semata, tetapi tampaknya dinding-dinding kemaluan Evelina turut berperan. Lubang ini menggigit rapat dan dapat dia rasakan sedikit berdenyut teratur, ini juga baru kali ini dia rasakan.

Hal ini dia sadari ketika Evelina beranjak dan menjamunya dengan posisi duduk. Dengan kejantanannya yang masih tertancap disana, Laki laki paruh baya itu merasakan pijitan-pijitan lembut itu walau Evelina tidak banyak menggerakan pinggulnya.
Dan Pak Mudin tidak menyangka bahwa menit-menit kedepan adalah waktu yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya. Mungkin bila Pak Mudin bisa memutar balik waktu, dia akan selalu memutar menit-menit itu sambil mengaktifkan fitur slow motion.


Dengan posisi Evelina yang mendudukinya, dokter muda itu kembali menggoyangkan pinggulnya.
Kali ini tidak memutar maupun maju mundur, melainkan naik turun. Tubuhnya yang semampai itu seakan menduduki bantalan trampoline. Sekilas Pak Mudin merasa miris dengan perlakuannya. Dengan sedikit berjongkok, Evelina menarik pangkal pahanya keatas hingga tiga perempat batang penisku keluar dari sarangnya, dan dengan cekatan pula dia menimpanya kembali. Yah, dia mengocok batangku dengan kencang dengan posisi pinggulnya yang naik-turun tajam itu.

Jujur, pak Mudin sedikit takut kalau-kalau dia sedikit meleset dan mematahkan senjatanya yang sangat berharga itu. Tapi, kekhawatiran itu segera sirna terhapus sensasi yang kembali Dia rasakan.

Evelina memperlakukan senjata yang benar-benar berdiri keras itu seperti mainan, seperti dildo stainless yang tak punya jaringan syaraf, dan kali ini pria paruh baya itu benar-benar ingin menyerah dan memuntahkan cairan cintanya, pak Mudin tak kuasa mengimbangi wanita cantik yang tiba-tiba menjadi sangat liar ini. Dapat dia lihat jelas ekspresi mukanya saat ini, dia tidak hanya sekedar mencoba memuaskan pak Mudin, dia kembali menggila dan pak Mudin wajib mengimbanginya.
Tapi semakin pak Mudin melihat wajah cantiknya, semakin ingin rasanya dia mengakhiri permainan ini. Bagaimanapun pak Mudin memang tidak mampu melayaninya.

Tapi tiba-tiba, Evelina mengakhiri gerakan naik turun yang dahsyat itu.
Dia merebahkan tubuhnya, memeluk pak Mudin erat, sambil tetap mengocok kencang batang laki laki itu dengan goyangan pinggulnya super cepat itu.

Dan tentu saja pada akhirnya pria itu segera kelojotan dan mengakhiri pertahanannya. Pria itu benar-benar tidak tahan dengan perlakuannya, dan kali ini dia benar-benar tak bisa berkutik dan harus menyerah kalah
Evelina tengah memeluknya erat sambil sambil mengggoyangkan pinggulnya maju-mundur dengan cepat saat batang pak Mudin mulai kejang-kejang.

Pinggul indah itu bergerak dengan kerasnya seolah penis pria itu hanya mainan tak bernyawa.
Dan seiring dengan dengan senjatanya yang mulai muntah dan mengaku kalah, ritme goyangan Evelina perlahan-lahan mulai melambat, dan dapat pak Mudin rasakan kembali cengeraman pahanya yang mulai bergetar, seiring dengan kedutan ringan yang memijit lembut kemaluanny yang masih tertanam didalamnya. Dan perlahan-lahan, lubang menakjubkan itu mencengkeram penis pria itu sangat erat. Ternyata, Evelina pun mendapatkan orgasme untuk yang kedua kalinya…

Yah, liang hangat itu seakan menyedot batangku dengan kerasnya seiring dengan bobolnya pertahanan pak Mudin.
Dan kembali pria itu menangkap ekspresi muka cantik Evelina yang seolah mengatakan bahwa dia baru saja mendapatkan orgasme yang hebat.

Selama beberapa saat tubuh indah itu bergetar lemah diatas tubuh pak Mudin, dan tak lama kemudian sosok cantik itu benar-benar lemas tak berdaya.
Perlahan-lahan, Evelina menggeser tubuhnya sambil melepaskan liang terindahnya dari kemaluan Pak Mudin dengan hati-hati.

Tanpa berkata apa-apa, Evelina membaringkan tubuh indahnya disamping Pak Mudin dan tak lama kemudian dokter muda nan cantik itu sudah terbaring lelap disisinya.
Dan laki laki itu kembali terdiam seakan tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi. Pak Mudin hanya bisa termangu, mencoba meyakinkan diri bahwa apa yang terjadi malam ini bukanlah mimpi.

Dalam hatinya terbentuk sebuah perasaan yang tidak bisa didefinisikan. Ada sebuah kepuasan yang tidak pernah tertandingi, bercampur rasa tidak percaya yang masih menghantui. 
Dan akhirnya pak mudin hanya bisa terheran-heran sambil berusaha melepaskan tali yang masih mengikat erat tangannya.
Sungguh malam terdahsyat yang pernah dia alami.
Mencoba menjadi setitik warna di dunia ini meskipun dunia ini sudah penuh dengan banyak warna

Post a Comment