Petualangan Rinto 2 - NDOMAX
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Petualangan Rinto 2


Menjelang datangnya pagi, alarm rumah Rinto berbunyi nyaring sekali. Sampai2 Tasya seolah terlonjak terbangun malam2 menjelang pagi itu. "Ha ha ha, bangun juga akhirnya ya Sya, aku pikir kamu tak akan bangun, soalnya aku bangunin susah sekali" Rinto menyapa Tasya yang masih sangat ngantuk, kemudian dirinya kaget dan terlonjak karena ternyata Rinto sudah siap berangkat, sudah rapih dan segar. "Eeh jam berapa ini, aku belum mandi belum apa ini mas" "Jam 04 pagi Sya, kamu punya waktu 30 menit untuk mandi dan bebersih, setelah itu 30 menit untuk bebenah diri, jam 05 teng kita berangkat.

"Ow ok, siap komandan" Tasya kemudian masuk kamar mandi sementara Rinto memasak di dapur, membuat sarapan pagi yang sederhana dan cepat, omelet serta goreng sosis dan kentang. Tasya kebetulan selesai berbenah keluar kamar menuju dapur karena aroma kentang goreng khas buatan Rinto. Kentang goreng biasa, dari kentang biasa yang dia kupas sendiri kemudian dibumbui bawang dan beberapa campuran di goreng dan ditabur garam. Biasa saja, tapi olahan Rinto benar2 istimewa, jarang ada yang rela meninggalkan mejanya sebelum habis kentangnya. Tasya tersenyum teringat dulu kala masih mahasiswi kerja praktek di workshop mas Rinto, dirinya termasuk yang selalu mendapat porsi kentang goreng double dari mas Rinto. Ya memang dulu Tasya termasuk anak ketja praktek yang diistimewakan oleh mas Rinto, begitu kata kakak kelas dan adek2 kelas.

Soalnya hanya padanya mas Rinto berbeda sikap, tidak pada lainnya oleh karenanya hal tersebut seolah menjadi ciri khasnya, "anak kesayangan mas Rinto" Itulah julukannya. Julukan yang membuat Tasya mendapatkan tugas memaksa Mas Rinto datang di acara penganugerahan award dari civitas akademika. Jadi penunjukan Tasya sebagai aktor yang bertugas memaksa mas Rinto, bukanlah penunjukan asal tunjuk saja. "Mmmm aromanya kayaknya jauh lebih nikmat nih dibanding dulu di workshop mas, aku nyicip ya mas" Tasya langsung saja ambil dan mencicipi masakan goreng kentangnya mas Rinto, matanya terpejam dan mulutnya seolah menahan sakit... "Mmmm mmmm enak mas, enal banget ini goreng kentangnya, kapan2 ajari ya mas... Mmmm mmmmm enaknya...

Sambil bicara Tasya berdecap decap seolah begitu nikmatnya kentang goreng yang dia makan.
"Ha ha ha, ok ok nanti selesai kita berlibur, mas jamin kamu bisa masak enak. Ha ha ha ayo Sya kita sarapan, mmm 15 menit kita punya waktu nih Yuk silahkan ambil sendiri ya Sya"
"Siap komandan, mmm rasanya omeletnya meleleh di mulut mas, mmmm mmmm enak nya mas.... Duh ya kaya lumer gitu ya, rempahnya juga kerasa, mmmm yam yam yam" Sekejab saja semuanya tandas, Tasya makan seolah kelinci yang rakus, semuanya dihabisin seolah tiada hari esok lagi, pokoknya makan enak saat ini, sekarang, besok urusan besok saja lagi"

Mas Rinto disampingnya melihat Tasya makan dengan lahap begitu senangnya sehingga hampir2 dirinya sendiri hanya makan beberapa potong kentang saja sudah kenyang.
"Eeh masss, maaaf yaaa, duh ya, asal ketemu masakan mas, rasanya Tasya jadi aneh, kaya ga pernah makan deh Tasyanya . Hi hi hi maaf dihabisin semuanya mas" "Ha ha ha Sya, bener2 nih kamu ga berubah soal makan nya, ha ha ha saya kok jadi merasakan lagi pengalaman jaman dulu kala perusahaanku masih kelas unyu2 ya.... Dulu itu kamu satu2 nya semangat mas kala pening, lihat kamu makan seneng saja masnya ini, ha ha ha" Rinto mengacak2 rambut Tasya seolah dirinya masih anak kecil yang dulu kerja praktek, ada linangan air mata di mata mas Rinto kala mengacak2 rambutnya. Entah linangan air mata bahagia atau air mata kesedihan. Cuma memang tawanya rada2 sumbang. "Ok kapten, mana lagi kerjaan yang musti Tasya beresin, setelah makan, kayaknya Tasya 5x lebih kuat nih mas.... Hi hi hi" "Ha ha ha bener2 nih kamu mengingatkan masa2 sulit itu Sya... Ha ha ha" 10 tahun lalu, masa2 sulit bagi Rinto, benar2 sulit... Mengenang itu air mata Rinto mengucur deras, teringat kala itu hanya banyolan Tasya kala makan menghabiskan semua masakan mas Rinto membuatnya bisa tertawa... Ya memang Tasya memiliki ruang di hati mas Rinto sebagai penyemangat dirinya. 

Tiga bulan itu dan kala Tasya main ke workshop, selalu dimasakin olehnya semua masakan yang dia mampu. Hanya agar dirinya tertawa dan tertawa, melihat Tasya pmenyadari dia telah menghabiskan hampir seluruh jatah makan sendiri, itulah kenangan indah bagi Rinto. Semangat Tasya dalam menghadapi dunia dengan penuh optimisme itulah penyebab dirinya bisa hidup normal akhirnya dalam artian tidak gila meratapi kesedihannya. Sejak itulah ada desas desus bahwa Tasya adalah anak emas mas Rinto, asal dari Tasya selalu ok. Cuma tak semua orang tahu dan paham bahwa penyebabnya adalah akibat semangat juangnya yang tinggi.
Tiba2 Rinto teringat dia belum bertanya apapun soal kehidupan Tasya langsung main ajak ke luar pulau segala.

"Eeh... So sorry mas lupa mengkonfirmasi Sya, kamu selama ini kerja dimana dan bagaimana ? Duuh baru ingat aku ya, kok pake acara ke bali dan lombok segala ya. " "Hi hi hi, mas ini habis maksa ngajak baru nyadar. Tasya itu mas, sekarang DRS mas, di rumah saja. Semua usaha Tasya sudah dialihkan kepada junior Tasya mas, cukuplah 10 tahun ini Tasya berkarya habis2an kaya mas, lama2 bosan juga mas. Tasya punya perusahaan khusus bergerak di bidang spare part motor dan mobil mas, kaya bikin rem, velg dan seperti itulah mas, kmudian merambah dunia alat2 berat mas, lumayan mas akhirnya bisa menampung banyak lulusan almamater kita mas. Sekarang angkatan 5 tahun dibawah Tasya yang pegang, mereka Tasya ajari persis kaya mas dulu ajari Tasya. Bedanya Tasya ga pernah masakin saja. Hi hi hi. Mmm sekarang Tasya bebas kemanapun mas, semuanya sudah bisa dilepas mas, sudah tiga tahun inilah mas" Rinto melongo, sepuluh tahun sudah bisa melepaskan diri dan menjadi sekedar komisaris yang mengarahkan dan mengawasi saja jalannya perusahaan itu sesuatu banget. Rinto sendiri baru mantap tahun ini mulai melepaskan sedikit demi sedikit banyak urusan ke level bawahnya. 

"Mmm menarik, mas sendiri belum 100% bisa melepaskannya Sya, kayaknya baru 50% saja dilepas, itupun baru berjalan sekitar setahun ini" "Khan Tasya pengen punya anak mas, masa mikirin bisnis terus ga akan ada habisnya mas, kesenangan itu kadang kaya semu mas, ada kosongnya juga kalau Tasya lihat teman2 pada gendong anak. Tasya makanya punya tekad ga mau diatur pekerjaan, pekerjaan yang musti diatur makanya Tasya sangat shock kala mas Dafa tak bisa memberikan keturunan" Ada air mata jatuh berlinang kala menceritakan soal Dafa nya. 

"Mmm yuk ah kita ngobrol sembari berangkat ke bandara Sya... Mm... Mas suka pakaianmu Sya, so sexy" "Hi hi hi bisaan mas nya ini mengalihkan pembicaraan ya, ini pakaian khusus buat mas dalam perjalanan, mas bisa akses susu dan kemaluanku kapan saja... Soalnya kancingnya lebar2 jaraknya mas cukup tangan mas masuk, mmmm dalamnya ga ada apa2nya lho mas... Tara... " Tasya kemudian mambuka jubahnya yang tebal dan terkesan elegan, di dalamnya benar2 telanjang bulat tanpa apapun lagi. Jubah itu panjangnya hingga melewati betis, tebal dan sangat chick cocok dikenakan di saat musim hujan begini. Dan Tasya mengenakannya khusus untuk acara dengan mas Rinto di hari pertama, dan dalam perjalanan menuju tempat berlibur mereka.
"Mas coba masuk sini mas... " Tangan Rinto diarahkan menuju kantung jaket dan luar biasanya langsung bisa akses susu Tasya yang mengkel. Kantongnya sudah bolong. Ke arah bawah langsung mengakses kemaluan Tasya yang basah, benar2 basah kuyub.
"Ha ha ha Sya kamu benar2 cepat belajar kesukaanku... Mas senang banget ini Sya... Ha ha ha Ayok lah kita berangkat, srmuanya sudah mas atur kok di dalam mobil tadi kita bisa langsung berangkat ini " "Siap bos... "

Selama perjalanan, Rinto benar2 sangat usil, usil sekali pada Tasya. Seringkali tangannya srolah masuk mengambil sesuatu di kantong Tasya, tetapi hanya alasan meremas susu Tasya di tempat umum, bahkan gilanya saat mengantri di depan counter check in sekalipun. Jangan tanya bagaimana Tasya menahan desahannya bahkan pekikannya kala Rinto mencubit putingnya atau merogoh kemaluannya dengan seolah tak melihat padanya dan fokus pada bacaannya sambil menunggu di boarding lounge. "Maaasss aku basah mas, takut ketahuan netes ini masssss aaashhh" Bisik Tasya kepada Rinto tetapi justru dibalas dengan semakin gila tangan Rinto memainkan perannya. Rinto benar2 membuat Tasya mengalami beberapa kali Orgasme di keramaian dalam kondisi berbisik2 memeluk Rinto. Dan aneh nya Rinto menikmatinya seolah tak ada apa2 yang terjadi. Praktis, ada tiga kali Tasya mengalami orgasme selama perjalanan dan harus keluar masuk toilet sekedar untuk mengusap kemaluannya yang basah dan mengalirkan banyak cairan cinta nya. Sungguh perjalanan "gila" telah dikenalkan padanya oleh Rinto dan Tasya yakin kesananya akan lebih gila lagi dia menghadapi tantangan dan rangsangan dari Rinto. 

Masih teringat dirinya kala keluar dari pesawat hingga ke tempat jemputannya, terutama menunggu kopernya di tempat pengambilan bagasi. Itulah orgasme tergila dalam hidupnya, di depan banyak orang yang berjubel bahkan. Berjubel banyak orang mengantri itu dan Rinto seolah tak melihatnya dan fokus pada jalur bagasi memerah susu Tasya dan mencubit puting Tasya di keramaian. Jangan tanya perasaan Tasya saat itu, seolah dirinya telanjang dan diremas susunya dihadapan semua orang. Sensasinya benar2 luar biasa. Untungnya kemudian satu tas besarnya sudah ada dan akhirnya Tasya duduk diatasnya, mencegah cairan cintanya menetes jatuh ke lantai. Sambil mendesah..

"Aashhh massh capek aku... Aaahhsss aku mau duduk saja masshhh" Desahannya di kamuflasekan seolah kecapaian dan memang dirinya sungguh capek. Kontan saja desahannya memancing banyak orang melihat Tasya, dan justru itulah kenangan tergila baginya. Dimana Tasya merasa sangat sexy orgasme dilihat oleh banyak orang. Tasya benar2 lemas kali ini, kenakalan Rinto, membuatnya merasa sangat binal dan gila, setidaknya sejak semalam, dirinya sudah mengalami orgasme lebih dari 5x. Dan sekalipun Rinto tak mengalami orgasme. Tasya sungguh sangat puas dan merasa seolah hidupnya benar2 berwarna sekarang. Dan lebih lagi, dirinya merasa sangat sexy.... Sexy dan percaya diri akan kesexyannya. Apalagi merasakan pandangan orang lain menerka2 apa yang terjadi padanya sambil mata mereka nanar mejelajahi tubuhnya yang sexy, sungguh sangat sexy... Di dalam mobil jemputan, Rinto lebih gila lagi dia. Secara intens dia merangsang Tasya, bengan pura2 memeluknya dengan rasa sayang kemudian berbisik2 pada Tasya seolah mengucapkan kata2 cinta. Didepannya sopir yang tersenyum melihat pasangan yang dibawanya sangat romantis. Padahal.... Ucapan2 Rinto jauh dari romantis.
"Sya, kangkangin pahamu dong, mas mau kobel2 kemaluanmu, mmm ya gitu diam ya"
"Sya, susumu mengkel banget ini, mas jadinya pengen nyusu ini, mmm bisanya cuma plintir2 tapi enak Sya sambil memerah susumu"
"Sya, kemaluanmu enak dirojok ini harusnya, tapi dielus2 saja dulu ya klitorisnya, pak sopirnya mupeng Sya, pengen lihat kemaluanmu kayaknya"

"Duuh Sya, pak sopirnya pengen elus susumu juga kayaknya, dari tadi lihat dari spion kayaknya dia, kamu diam ya he he he" Ucapan2 kotor macam begitu lah yang akhirnya sanggup membuat nafsu Tasya terdongkrak tinggi dan mengalami orgasme berkali2 di mobil jemputan. Dirinya hanya mampu menggigit lengan Rinto yang entah kenapa seolah mampu menahan rasa sakit gigitan Tasya sehingga perjalanan itupun sekalipun hanya sekitar 20-30 menit sanggup membuat Tasya mengalami orgasme lebih dari sekali. Sampai di villa private yang menjadi tempat mereka, Tasya sudah habis. Habis terkuras energinya. Sehingga harus berjalan sambil dipeluk oleh Rinto dan dimata banyak orang malah seolah pasangan yang romantis. Belum lagi mulai berlibur, hati dan pikiran Tasya benar2 terpesona oleh Rinto dan kemampuannya memberikan kepuasan pada pasangannya dalam batas2 yang tidak bisa dibayangkan oleh orang lain. Masuk ke dalam Villa, dan direbahkan oleh Rinto di tempat tidur membuatnya seolah letihnya tak tertahankan lagi dan langsung tertidur. Dan bermimpi indah bersama Rinto, bukan lagi dengan suaminya. *** Sesaat setelah Tasya terlelap. Pesanan belanjaan Rinto sudah ada dan diantarkan tadi oleh petugas Villa, semua catatan bahan makanan yang dipesan lengkap tersedia. Mungkin dulu hal semacam itu tak terbayangkan, tapi kini dengan teknologi yang semakin handal, semua keinginan Rinto bisa dikomunikasikan dengan petugas Vila secara cepat jauh sebelum Rinto dan Tasya datang malah semua sudah siap tinggal mengantar ke kamar. Seperti biasa Rinto mengatur semuanya sehingga masuk dalam lemari es yang tersedia di Villa tersebut. Kemudian seolah tanpa jeda, Rinto mulai memasak, ikan bakar dengan sambal kecap khas resep ibunya. Tumis kangkung dengan tambahan udang galah besar2 dua ekor, dan yang pasti adalah kerupuk udang yang digoreng renyah. Setelah semua tersaji, barulah Rinto menuju kamar mandi dan membuka seluruh pakaiannya merasakan segarnya air hangat yang mengguyur dirinya.

CEKLEK. Pintu kamar mandi terbuka, muncullah Tasya dalam ketelanjangannya. Jubah atau jaketnya tadi sudah lepas luruh dengan hanya membukai kancingnya... Tubuh indah itu kemudian memeluk Rinto dalam guyuran air shower yang hangat. Tubuh itu jelas lebih hangat, panas dan memanaskan hati. Susunya padat mengkal menekan punggungnya. Rinto kemudian membalikkan badannya dan memegang dagunya menengadahkan wajah Tasya dan selanjutnya melumat bibirnya. Kesegaran Tasya setelah tidur tadi dan guyuran air shower membuat Tasya kali ini begitu segar dan penuh semangat. Kecantikannya memukau, kesexyannya menggelorakan hari siapa saja. Tasya membalas lumatan Rinto tak kalah panas. Lidah keduanya saling membelit, susunya berdigik bergesekan dengan dada Rinto yang bidang namun sedikit ada gumpalan lemak karena teledor menjaga berat badan. Namun secara overall Rinto mamang layak bangga dengan dirinya, masih terlihat gagah dengan tingginya yang 175 cm. Entah kenapa, Tasya kini tak lagi seperti kemaren yang seolah kelaparan akan sex. Perlakuan Rinto padanya membuat nafsunya saat ini seolah mengalami perubahan, lebih lembut melenakan dan lebih smooth halus meningkat secara bertahap. Ibarat makan, kali ini seolah makan dengan meresapi rasanya, perlahan namun pasti, dengan begitu citarasanya juga pasti didapat. Bukan soal banyaknya makan, tetapi bagaimana bisa menikmati secara maksimal makanan yang tersaji. Bukan soal cepat habisnya makanan, tetapi lebih bagaimana seluruh makanan ternikmati secara benar dan dalam suasana yang menggugah selera. Saling menyabuni kemudian saling belai dan remas saat mandi benar2 kali ini diresapi oleh Tasya sebagai jamuan kenikmatan yang perlu diresapi nikmatnya sebagaimana makanan masakan mas Rinto dia nikmati. Bagi Tasya semuanya benar2 seolah sesuatu yang baru. Birahinya meningkat tajam tapi tak terlonjak lonjak, meningkat signifikan tapi smooth mulus. Rasanya sungguh berbeda dengan kala dirinya memacu hasrat dengan partner sexnya kala ber"swing" dengan pasangan rekan nya atau rekan "suami"nya. Semuanya berlangsung dengan gairah yang luar biasa gila dan memang mereka gila2an. Dengan mas Rinto tak ada gairah yang menggebu2, semuanya naik secara lembut melenakan. Seolah meresapi makanan nikmat. Butuh waktu lama untuk menikmati dan meresapi setiap elusan dan rabaan bahkan remasan. Kenikmatan yang menancap lebih di dalam hati. Sangat tertancap di dalam hati Tasya. Kala Rinto melumat putingnya dan menghisapnya, Tasya bukan tak menikmati, sangat menikmati bahkan tapi tidak dengan lonjakan2 birahi yang Dahsyat. Desahannya hanya berupa desisan semata kali ini tetapi desisan yang sarat akan lontaran betapa dirinya menikmati semua rabaan dan hisapan Rinto..

"Aashhhhhhhhhhhhh aaaahhhssssss". Tasya mulai belajar mengenali sex dengan cara Rinto, sebab tanpa itu, dirinya akan habis sebelum Rinto mencapai puncak kenikmatannya, itulah Rinto, lelaki yang fokus memberikan kenikmatan pada pasangannya sementara dirinya sungguh sangat terpuaskan bila pasangannya puas. Konsep itulah yang membuat Tasya benar2 merasa takluk padanya saat ini dan rela mengubah pola pikirnya soal sex. Dirinya mulai bisa mengimbangi Rinto. Kejantanan Rinto mulai dielusnya. Hanya dielus semata, bukan dengan kocokan dahsyat yang bergelora atau selomotan mulutnya yang menyepong dengan kecepatan tinggi. Bukan itu yang dilakukan oleh Tasya, tetapi sekedar mengelus kejantanan itu yang kemudian hanya dengan elusannya kejantanan itu bisa tegak berdiri mengacung kokoh tak tertandingi. Ini seolah jawaban elusan Rinto pada kemaluannya, hanya elusan semata, bukan kocokan atau rojokan keras dan bertenaga, hanya elusan tetapi bisa membuat kemaluannya meleleh mengeluarkan cairan cintanya dengan deras. Kala mandi itu, Tasya belajar banyak bagaimana membuat pasangannya terlena dan ikut dengan iramanya. 

Guyuran shower masih hangat dan kencang, birahi Tasya terdongkrak tajam dengan kelembutan rabaan dan elusan Rinto, kemudian kala semuanya sudah pada puncak gairahnya, gairah keduanya, Rinto membungkukan badan Tasya dan memasukkan kejantanannya dalam kemaluan Tasya. Perlahan saja gerakannya, tapi bagi Tasya getaran birahinya seolah terlecut tinggi secara tajam. " Aaaaaaaassshhh massshhhh aaaahhhh" Berkali kali Tasya harus melenguh dan berdesis menikmati setiap gesekan antara kejantanan dan dinding kemaluannya. Juga rabaan Rinto pada susu dan putingnya. Gerakan Rinto masih saja perlahan, tetapi birahi Tasya terdongkrak tajam semakin menjulang tinggi, Tasya membiarkan dirinya melepaskan semuanya pada insting yang paling purba. Membiarkan tubuhnya merasakan kenikmatan tertinggi hanya dengan meresapi setiap gerakan Rinto. Desisannya berubah menjadi jeritan2 kecil yang semuanya seolah begitu saja adanya pada instingnya akibat proses paling purba bagi manusia itu...

"Maasshhh ooohhhhhhh maaassshhh" "Aaaasssh aaaaaah aaaahh" Tubuh Tasya terlonjak2 kemudian, akibat kenikmatan yang dirasakannya, bukan akibat ingin memberikan kenikmatan, Tasya pasif meresapi kenikmatannya tapi membiarkan tubuhnya bergerak aktif untuk mengatakan dirinya menikmati semua perlakuan lelakinya. Kepasrahannya begitu dalam sehingga seolah semua gerakan dan rancauan mulutnya bahkan jeritannya adalah akibat perbuatan lelakinya. Semuanya diserahkan pada lelakinya semata. "Aaaaaaahnsssshhhh maasssss enaaaakkknyaaaa maasshhhh aaaah" Ucapan2 dalam lenguhannya seolah merupakan wujud rasa terima kasihnya pada pejantannya yang memberikan kenikmatan padanya. Gerak tubuhnya yang berkelojotan tak tentu tanpa dikekang oleh penalarannya membuat semuanya seolah klop dengan gerakan Rinto. Rinto menikmati itu semua dengan mengimbangi semata setiap gerakan wanitanya. Wanitanya menggila, dia ikut menggila dengan rojokan kejantanannya yang semakin keras dan kuat membelah kemaluan Tasya. Akibatnya Tasya semakin menggila seolah effek domino keduanya semakin lama semakin menggila dan bergelora mengikuti begitu saja kenikmatan yang ada hendak membawa mereka kemanapun. Remasan2 pada susu Tasya semakin keras dan kadang seolah memerah, cubitan dan pelintiran pada puting Tasya mulai penuh tekanan, mengiringi rojokan kejantanan Rinto yang juga semakin kencang.. 

"Aaaaaah maassshhhhh ooooohhhhhhh aaaaaahhhhhhhh " "Aaarreghhhhhhhh haaaaassshhhrrrgggg" Keduanya kemudian menggelepar2 seolah kesetanan dan melolong dan menggeram menuju puncak orgasme mereka secara bersamaan... Keduanya kemudian lemas duduk dilantai kamar mandi sambil berpelukan saling merabai muka dan tubuh pasangannya. Bagi Tasya inilah sex terindah dalam hidupnya, bukan karena telah orgasme bersama, juga bukan karena rasa nikmatnya yang dalam, tetapi karena dirinya seolah dengan sex itu benar2 menyatu dengan Rinto seutuhnya. Jiwa dan raganya. Shower itu masih mengucurkan air hangat dengan kencang dan kedua insan yang telanjang telah memperoleh lagi kesegaran jiwa dan raganya. Kesegaran yang menggumpal dan utuh telah mereka raih akibat kebersamaan mereka. Tasya tersenyum mesra pada Rinto... I'm fallin in love with you mas.... Me too.... Kemesraan itu walau masih diawal waktu mereka telah membuat keduanya sungguh saling mencintai satu sama lainnya. Dalam benak Tasya sudah tinggal sedikit lagi tempat buat Dafa "suami"nya. Entah esok....

Mandi bersama kemudian memperoleh kenikmatan bersama membuat Rinto dan Tasya seolah sosok yang berbeda dengan sebelumnya. Sebelum mandi bersama tadi, mereka seolah adalah dua manusia berlainan jenis yang saling merangsang satu dengan lainnya, saling memberikan kenikmatan satu dengan lainnya. Setelahnya, keduanya seolah telah menyatu dan menjadi satu bagian yang seolah tak terpisahkan. Menjadi pasangan kekasih bukan pasangan sex semata. Ibarat permainan, mereka telah main rasa dan hati dalam menjalaninya. Istilah just for fun sudah tak lagi benar adanya. Setelah saling menghanduki pasangannya sesekali mereka bertukar ciuman. Atau rabaan pada pasangannya bukan untuk menggoda tetapi lebih kepada menunjukkan rasa kasih sayang mereka satu dengan lainnya. "Mas aku kok jadi lapar ya... Hi hi hi habis keluar banyak kali ya mas ku sayang" "Ha ha ha, ayo makan sayang, mmm enak rasanya manggil sayang ya, plesetan dari SYAyang... Ha ha ha, mas sudah masak kok, ayo kita makan, tapi kita ga usah pake baju ya ? Berani ? " "Iiih masku sayang ini, ayolah kenapa takut mas, hi hi hi aku suka dengan idenya mas, rasanya bebas disini ya, ayo kita eksplore semuanya mas" Keduanya lantas menikmati makanan yg dimasak oleh Rinto, mereka benar2 menikmatinya. "Mmm enak mas, enak sekali masakannya ini, katanya aku diajari mas ? "

"Lha khan lagi diajari sayang ?"
"Kapan ?"
"Lha sejak di kamar mandi tadi ? "
"Issh mas mesum we nih, tak cubit lho sayang nanti"
"Mmm ga percaya ini sama mas, nanti malam giliranmu masak ya.... Ini menunya, mas sudah atur ini menu kita selama disini 4 hari"
"Issh bahannya ada mas ? "
"Tuh buka kulkas deh kalau ga percaya" Tasya bangkit berdiri membuka kulkas kemudian melihat2 isinya "Waah mas kok sudah ada, kapan belinya ? "
"Lha mas khan sebelum berangkat membuat rencana bentar kemudian membuat daftar belanjaan kasih via WA ke petugas di villa, 15 menit setelah kita tiba semuanya sudah ada lengkap sudah tersedia. Sayangku khan tidur lebih dari 2 jam tadi, makanya mas sempat masak untuk makan siang ini. "

"Mmm terus aku masak malam ini, mmmm goreng udang saos tomat dan sayur asem plus goreng tempe ya.... Mmmm nanti deh aku coba mas" "Satu kata kuncinya ya sayang, masak itu seperti bermain sex, soalannya memberi dan menerima, bayangkan saja mas yang akan makan, asal kamu bisa bayangkan mas bisa menikmatinya, tentunya dengan penuh kenikmatan maka sayangku pasti bisa masak untuk mas sehebat mas masak. Ga percaya nanti dicoba ya? Nah untuk pelajaran kelas advance, sayangku Tasya duduk sini disamping mas. Coba usahakan mas mu ini menikmati semua pemberian Tasya sayang ke mas melalui apapun, boleh rabaan atau ciuman atau apapun" "Maksudnya untuk mengenali apa yang mas suka dan apa yang tidak kah ? " "Mmmm iya sih, itu tataran dasarnya, awalnya kesananya nanti selanjutnya kita bahas, cuma mas pengen kamu benar2 pake hati dan rasamu mengenali apa2 yang mas suka dan apa2 yang mas ga berkenan, bisa ? "

"Pelajaran dari mana itu mas ? "
"Dari ibuku, bedanya seorang ibu dan anak tak perlu bermain sex untuk saling mengenal, keduanya sudah ada gen yang diturunkan dan saling mengenali sejak dalam kandungan. Itulah makanya seorang ibu selalu bisa membuat masakan yang luar biasa bagi anaknya, demikian sebaliknya jika anaknya mampu membalas kasih sayang ibunya dengan benar Kita ini berbeda, makanya perlu mengenali pasangannya dengan baik jika ingin memuaskannya dengan masakan yang sempurna"

Lama Tasya diam membisu di depan Rinto, entah kenapa dirinya hanya diam saja begitu, sesekali dirinya melirik kejantanan Rinto yang masih tidur. Perlahan kemudian kejantanan itu bangkit. Tasya tersenyum, senyum yang aneh seolah senyum kemenangan setelah melihat kejantanan itu bangun. Dirinya masih saja duduk didepan Rinto, kemudian dirinya mengelus susunya yang besar perlahan. Merabai putingnya yang kemudian membuat kejantanan mas Rintonya perlahan mulai mengeras tanda dirinya terangsang. "Assshhhh aaaashhhhhhh" Entah mengapa Tasya malah merangsang dirinya sendiri, bukan merangsang Rinto sebagai pasangannya, tetapi memang nyata dan pasti kejantanan Rinto justru semakin tegak berdiri sampai ke jenjang ketegangan maksimal karenanya. Ya pengalamannya dibuat terangsang ditengah keramaian membuatnya mengambil kesimpulan bahwa yang membuat nafsu mas Rinto nya naik tinggi adalah ketika melihat pasangannya terangsang. Type2 lelaki yang suka melayani dan memberikan kepuasan. 

Setelah kejantanan mas Rintonya telah menjulang tegak kemudian Tasya duduk diatas kejantanan itu yang otomatis rebah tertindih dengan batangnya tepat pas terselip di belahan kemaluannya. Digesekkan kemaluannya pada kejantanan itu, perlahan saja Tasya saat ini berbeda dengan Tasya kemaren malam yang terkapar di rumah mas Rintonya. Tasya saat ini adalah Fhsya yang bukan mencari kenikmatannya sendiri, melainkan mencari kenikmatan sambil memberikan kenikmatan lebih bagi pasangannya, persis sama dengan ketika mas Rintonya mengocok kejantanannya tadi kala mandi bersama. Ini soalan take n give. Tasya masih perlahan menggesek kejantanan Rinto dengan kemaluannya perlahan saja. Kemudian sebagai variasi Tasya juga menggencetkan susunya pada dada Rinto. Menggesekkan susunya yang tergencet sehingga nampak mengembung dan putingnya bergesekan dengan puting Rinto.

"Aaaaaaassssshshhhhhhhhhhh enaaakkknya massshhhhhhh" Lenguhan Tasya mulai jelas dan agak keras. Rinto memejamkan matanya menikmati rangsangan padanya. Kali ini senyum Tasya melebar, dia tahu mas Rintonya telah benar2 terangsang oleh nya, Tasya kemudian menutup mata hanya perlu menekankan rangsangan pada telinga mas Rinto lewat suaranya dan kulit mas Rinto sebagai peraba. Tasya kemudian merenggangkan susunya hingga putingnya menempel tipis pada puting Rinto. Kemudian badannya ditegakkan sehingga otomatis puting susunya tepat pada mulut Rinto, digeser2kannya pada mulut itu sehingga kemudian terbuka sedikit dan muncul lidahnya menjilati puting susunya. Tasya terpekik kencang kala kemudian mulut Rinto melumat putingnya dan menyedot kencang. "Aaaauuuchhhh masssshhhh aaaashhhhh" Pekikan tanda senang dan penuh kemikmatan seolah terima kasih pada Rinto. Rinto tiba2 mengambil peranannya, seolah tak sabar dengan rayuan dan bujukan Tasya. Tiba2 saja kejantanannya ditekan keatas masuk ke kemaluan Tasya dan tangannya merengkuh Tasya merapat sehingga susunya mengencet mulut Rinto. 

"Maasssssshhh ooouuuchhhhhh assshhshh enaaaaakss massshhhh kencenginnnnnnnnn" Rinto seolah merupakan mesin yang mendengarkan aba2 Tasya, semakin menggedor kemaluan Tasya dengan menambah kekuatan rojokan dan ritme kejantanannya keluar masuk kemaluan Tasya. "Duuuh maasssss eeeeenaaakkkkk massssssss aaaaaaaaahhhhh terua kencengiiiiinnnnnn sedot terusssss" Tak puas dengan dirinya dibawah, Rinto kemudian membalikkan badan mereka sehingga dirinya berada di atas, kemudian dengan ganas menggerakkan pantatnya menggila merojok kemaluan Tasya. "Aaaaaauuchhhhh enak masssshhhh terus massssssshhhhh aaaaahhhhhh lagiii maasssss Teriakan dan lolongan Tasya seolah tanda akan mencapai puncaknya, membuat Rinto tak lagi menunda2 kepuasannya... Badannya seolah mesin di gerakkan semakin cepat dan semakin cepat. Merojok kemaluan Tasya semakin gila dan semakin gila. Mulutnya melumat dada Tasya yang sekel luar biasa putinnya disedot2 bak bayi yang kehausan...

" Aaaaauuuchhhh maaasssssa akuuu maaau keluaaaarrrrrrr maassshhhhh.... Aaaaahhhh enakasssmaassssssss"
"Aaarggghjhhhh aaasshhhaaarggghhh.... " Tasya melolong menjemput orgasmenya ditingkahi gerengan Rinto yang juga menuntaskan birahinya... Pejunya menembak2 didalam kemaluan Tasya mencoba membuahi rahim Tasya... Lama keduanya terdiam dan seolah lemas akibat pergumulan yang luar biasa. Pergumulan yang merupakan pelajaran memasak tingkat tinggi. Entah kenapa, mungkin saking capeknya karena telah dua kali keluar atau mungkin karena kemaren begadang menyiapkan rencana keberangkatan, Rinto langsung ambrugh terlelap. Tasya melihat wajah Rinto, yang tertidur disampingnya tersenyum, betapa wajah itu telah membuatanya mati2an mengubah dirinya menjadi seorang wanita sejati. Wajah lelaki pujaaannya yang benar2 membuatnya meleleh kala memasak untuknya. Kala mengacak2 rambutnya ketika dirinya menghabiskan seluruh masakannya. 

Entah kenapa saat itu dirinya tak rela bila masakannya tersisa sebagai wujud rasa cintanya kepada lelaki pujaaannya yang kini tertidur disampingnya setelah memberikan kepuasan sexual yang luar biasa. Mas Rinto telah membuatnya terpekik dan menjerit. Membuatnya berkali2 merasakan orgasme, bahkan tadipun dirinya seolah merasakan orgasme yang paling indah dalam hidupnya, seolah dirinya terperas tak henti2 sambil menunggu lelakinya kemudian menembakkan cairan cintanya langsung ke kedalaman rahimnya. Orgasme yang luar biasa yang dilandasi rasa cinta yang juga luar biasa yang entah mengapa membuncah menggelegak meingkat tajam kepada lelaki disampingnya. Lelaki yang kini telah membuatnya lupa akan suaminya. Pengalaman yang benar2 gila baginya, baru juga semalan dan sehari dirinya bersamanya seolah hatinya penuh dengan cinta. Tasya memeluk lelaki itu sekali lagi, kemudian bangkit mengambil bantal dan selimut untuk menutupi lelakinya agar lebih terlelap tidur. 

Tasya kemudian beranjak menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya, setelahnya sibuk tenggelam di dapur menguji ilmu memasaknya. *** Entah mengapa, saat ini Tasya seolah mengambil bumbu asal2an tanpa takaran pasti, hanya mengandalkan perasaannya semata. Menggunakan tangannya untuk menimbang dan menakar, selebihnya urusan hari saja. Memasak tanpa diatur2 seperti itu baru sekali ini dicoba oleh Tasya dan itu entah berhasil entah tidak, tetapi keyakinan Tasya begitu kuatnya kala memasak kali ini, karena memang dirinya akan memasak buat kekasihnya. Memasak dengan penuh cinta. Hanya satu jam saja seluruh pekerjaan telah selesai, kemudian dirinya menyajikan daan menghiasnya di piring dan diletakkan di meja makan. Kemudian dirinya mencicipinya... Mata Tasya terbelalak, inilah masakan terenak yang pernah dibuatnya seumur hidupnya. Senyumnya mengembang dan kemudian dirinya memposisikan diri memeluk Rinto kekasihnya yang akhirnya mengantarnya terlelap tidur berpelukan dengan Rinto. *** Sore jelang malam itu Rinto terbangun dan masih mencoba mengenali suasana yang tampak di depan matanya. Tampak wajah wanita cantik dan benar2 sexy telanjang memeluknya. Susunya benar2 mantap, dan tadi kemaluannya telah memberikan kenikmatan dua kali padanya. Wajah ayu itu begitu damai tidur dalam pelukannya. Wajah yang dicintainya, meski istri seorang pria lain.

Hidungnya sungguh sangat mancung mempesona, mulutnya luar biasa, susunya adalah segala-galanya, kakinya jenjang pahanya mulus semulus perutnya yang tanpa cela dan timbunan lemak. Sosok paling optimis dan positif yang sungguh dikaguminya bahkan sejak dirinya masih mahasiswi dulu. Rinto tak tahu dirinya harus bersyukur atau bagaimana, yang pasti saat ini dirinya semakin terikat pada wanita cantik didepan matanya ini. Awalnya dulu, dia tertarik pada wanita ini hanya karena satu alasan semata, suaranya yang benar2 mirip dengan Ghea kekasihnya dulu. Suara yang melenakannya dan masih melenakannya hingga saat ini. Tapi kali ini benar2 sungguh berbeda, tak hanya suaranya yang melenakannya, tapi juga sikap optimismenya dan positif isme nya yang luar biasa membuatnya kagum. Goyangannya serta susunya jangan dikatakan lagi, apalagi jepitan kemaluannya. Top habis. Seluruhnya yang ada pada wanita ini benar2 sanggup membuatnya melupakan "wanita" nya di masa dulu. Rinto benar2 merasa beruntung dikala dirinya hampir terpuruk jatuh, menemukan Tasya sebagai wanita yang menemaninya dengan semua kelebihannya. Entah mengapa, Rinto ingin berterima kasih dengan memberikan ciuman ke dahinya kala dirinya tertidur. Ciuman mesra yang dulu hanya wanita itu yang mendapatkannya, kali ini Tasya dalam pandangan Rinto lebih berhak lagi. Kecupan itu ringan saja, tetapi Rinto berikan dengan seluruh jiwa raganya. Getaran rasa cintanya seolah membuat wanita itu bangun dan menyadari dirinya memperoleh sesuatu yang sangat berharga dimata lelakinya, sebuah ciuman kasih yang paling tulus. Senyum wanita itu merekah, seolah mengabarkan dirinya juga bahagia mendapatkan ciuman itu.

"Sayang yuk kita mandi bareng lagi
"Mmm ayolah hi hi hi
Berbeda dengan suasana sebelumnya, kali ini mandi bersama mereka jauh lebih berwarna dan penuh keceriaan. Tidak lagi seolah hanya urusan sex semata dalam kepala mereka. Sudah lerem... Sudah redha segala nafsu birahi karena terlampiaskan dengan baik, itulah sebabnya ketelanjangan mereka kali ini bukanlah hal yang merupakan penyebab terdongkraknya birahi. Sekalipun ada, itu kecil adanya. Lagi2 mereka hanya menggunakan handuk untuk mengeringkan badan, selebihnya mereka telanjang dan seolah terbiasa dengan ketelanjangan mereka di villa ini.

HP Tasya berbunyi. Speaker Aktif
"Halo pa, gimana kabarnya ?
"Halo ma, kabarnya agak kacau nih disini, ha ha ha, banyak masalah akibat human error nih, sebab ada petugas yang ditempatkan disini tanpa pelatihan yang lengkap sih ma. Cuma kayaknya untung bisa deh ditangani segera. Mungkin membutihkan waktu saja, agak lama sekitar 3 minggu ini ma.
"Ow ga papa pa, semangat ya pa, masa loyo sih hi hi hi"
"Gimana kabarnya ma ? "

"Pa, kabar kejutan pa, mama ini di lombok pa, sama mas Rinto tercinta hi hi hi
"Waah selamat ya ma, ha ha ha maafin papa ga pernah ngajak berlibur nih ma"
"Ga papa kok pa, mama ngerti kok, cuma kayaknya kali ini pasangan mama beda deh pa"
"Beda gimana ma ? "
"Rasanya kali ini mama kaya main hati deh pa, rasanya bentar lagi mama sudah habis cinta mama buat mas Rinto pa, mama entah gimana kayaknya sayang dan cinta mas Rinto saat ini melebihi siapapun pa.... " "Mmm papa sudah mengira kok ma, Mas Rinto gimanapun adalah lelaki pujaan mama soalnya sejak dulu. Ha ha ha, ga papa ma, nanti kita bicarakan setelah mama pulang dan ketemu papa ya ma"

"Mas aku bukan sedang membalas kelakuan mas ya kepadaku karena memiliki anak dari wanita lain mas, cuma ini benar2 diluar kendaliku merasakan cinta sekali lagi mas, maaf ya mas"
"Papa ngerti kok, mama kaya begitu kenapa, dan papa juga salah ke mama, banyak salah makanya papa relain kok mama ngapain"
"Haasshhhh rasanya lega mas bisa bicara jujur sama mas, tadi Tasya bener2 kepikiran karena takut bikin mas patah semangat"
"Ok ma, gapapa kok ma, kita bicarakan nanti kalau ketemu ya ma, have fun ma, nikmati saja liburnnya kali ini, semuanya nanti kita bicarakan baik2 ya ma"
"Ok mas, semangat mas! kerja itu harus beres mas! "
"Ok ma, terima kasih ya ma, sayangnya papa " KLIK Telepon itu mati seolah yang mematikannya tak bisa menerima istrinya pundah ke lain hati. Tasya merasakannya, dan airmatanya menetes dipipinya. Seolah dengan itu dirinya bisa memaafkan dirinya yang telah mencintai lelaki selain suaminya, bahkan cintanya bukan lagi untuk suaminya. Itulah kejujurannya yang selama ini ditanamkan berdua bersama suaminya. Tasya pernah merelakan suaminya menikah lagi dengan wanita yang digaulinya dan ternyata hamil sebagai tanggung jawab lelaki pada wanitanya. Cuma kali ini dirinya juga harus jujur bahwa sudah tak ada lagi cinta buat suaminya, bukan karena wanita lain yang telah memberikan suaminya seorang putra dan kemudian seorang putri, hingga kecelakaan terjadi dan mambuat suaminya tak bisa membuahi alias mandul di saat dirinya ingin memiliki keturunan. 

Pilihan jatuh pada mas Rinto juga sebenarnya karena memang suaminya hendak merelakan dirinya, tetapi entah kenapa, rasanya dirinya tak rela kalau kondisi suaminya merupakan alasan baginya meninggalkannya. Ada rasa yang lain mewarnai dirinya sekarang saat ini, cintanya pada mas Rinto begitu menggebu gebu. Bukan perasaan yang baru saja ada sebenarnya, melainkan perasaan yang memang muncul dulu sekali dan selalu ditekannya. Hingga dirinya mengetahui sebuah rahasia besar. Sebuah rahasia yang mampu membuatnya memperjuangkan cintanya lagi buat mas Rinto. Dan pertemuan kemaren hingga saat ini telah membuka pikiran dan hatinya bahwa cintanya dulu bukan main2 dan kini sudah membumbung meledak membesar hingga dirinya seolah tak bisa hidup lagi tanpanya. Walau sehari semalam, tak lebih dari 24 jam usia mereka bertemu dan berhubungan mesra. Sementara itu, Rinto yang juga mendengarkan pengakuan Tasya di telpon tadi seolah merasakan sebuah rasa yang aneh dan seolah ada yang salah. Bagaimanapun juga rasa sedih jelas terbaca ketika suaminya dalam bertutur kata tadi, seolah bahasanya lepas dan ikhlash, tapi dirinya tahu lewat intonasi nya, bahwa lelaki suami Tasya terluka karena pengakuan istrinya. Tetapi juga dirinya merasa kasihan karena Tasya selama ini telah rela dimadu oleh suaminya sampai pada batasnya bertemu dengannya Satu hari semalam yang membuka banyak tabir kehidupannya dan kehidupan Tasya sedikit demi sedikit mulai terumgkap. Ada benang merah disana, yang diawali dwngan suara Tasya yang luar biasa mirip dengan wanita nya dulu..... Yang pasti jalinan rahasia hidup mereka seperti sarang burung yang saling terkait dan membentuk jalinan yang memusingkan kepala siapapun.

Makan malam itu disetting oleh Tasya dilakukan di pinggir kolam renang, private swimmingpool yang memang tersedia untuk deretan villa mereka yang memang tersembunyi dengan dibatasi oleh tanaman perdu. Malan malam yang benar2 syahdu, mereka telanjang dan berada diluar rumah. Sesuatu yang dalam mimpipun tak pernah terlintas dalam benak Tasya. Sehingga bisa dipahami betapa dirinya merasa seolah sangat bergairah malam ini. Apalagi satu ganjalan hatinya telah diungkapkan dengan jelas kepada suaminya dan di depan kekasihnya saat ini Rinto. Senyum lebar dan penuh kepercayaan diri yang kuat membuat Tasya sudah tak lagi merasa rikuh dengan ketelanjangannya. Sesuatu yang meski dulu pernah dia lakukan dalam kumunitas freesex nya sekalipun tetapi ketelanjangannya tak membuatnya percaya diri dan selalu ada rasa canggung dan ingin menutupinya. Kali ini tidak !!! Dirinya telanjang karena satu tujuan, menyenangkan "mata" kekasihnya, orang yang sangat dikaguminya sejak dulu bahkan, Rinto. Rinto sendiri melihat Tasya seolah lahir kembali menjadi Tasya yang baru yang memang diciptakan untuknya. Sexy smart dan benar2 sangat cantik dan satu hal lagi, dia tersenyum lebar dalam ketelanjangannya hanya karena ingin memanjakan matanya seorang saja. Bukan tampil untuk orang lain. Khusus untuknya, dan hanya padanya !!
"Sayang, coba dicicipi masakanku... Eh... Yak silahkan dicicipi tuanku" Ya,

Tasya mengeksplore semua kebinalan yang ada dalam dirinya dengan meletakkan secuil udang dan juga saosnya di ujung putingnya yang sudah mengeras lalu disodorkan pada mulut Rinto untuk dinikmati. Slurrruuupppp.... "Mmmm enak sayang sangat enak, kamu lulus sekolah masak level dasar sayang.... Mmmmm" Slurrruuuuppppp.. Kali ini Rinto menyeruput saos yang dioleskan di puting itu, menyedotnya dengan sangat rakus, lidahnya sungguh sangat lincah menari2 di susu Tasya khususnya diseputar putingnya guna merasai saos yang tersisa disana. "Mmmm saosnya luar biasa sayang, benar2 luar biasa... Mmmmmm Saatnya mencicipi sayur asemnya sayang" Tasya tersenyum disendoknya kuah sayur asem di sedotnya dan disimpan dalam mulutnya kemudian dipeluknya Rinto dan dilumatnya mulut Rinto dengan mulutnya. Dengan begitu kuah sayur asem masuk ke dalam mulut Rinto.
"Gimana sayang sayur asemnya ?
"Mmm gimana ya, itu masih ada sisa disana kayaknya...

Kali ini Rinto ganti memeluk Tasya dan kemudian melumat bibirnya melumatnya dengan sangat panas. Sehingga terdengar suara kecipak dan decak beradunya lidah dan bibir mereka...

"Aaaaahhhss enak betul sayur asemnya sayang, ha ha ha Tasya sayangku telah lulus ujian memasak tahap pertama.... Ayo kita makan sayang"
Kata2 ayo kita makan jangan dibaca atau diterjemahkan makan yang biasa2 saja, pake piring sendok kemudian baru makan, salah itu, sangat salah !!

Rinto kemudian mengambil udang dan meletakkannya di atas susu Tasya dan dengan saos nya yang lumayan hingga akhirnya saos itu meleleh mengalir diatas perutnya. Rinto kemudian mengecap ujung leleran saos di perut Tasya dan terus menjilati ke atas hingga di puncak puting susu Tasya baru kemudian disedotnya kuat2 semua saos dan udangnya masuk ke mulut Rinto. "Mmmm enak sekali sayang, mmm sayang itu masih belum bersih" Rinto berkata seolah merasa terganggu dengan masih ada sisa2 saos di perut dan sekitar puting Tasya, kemudian dirinya menjilati ulang jalur leleran saos udang itu dari awal lagi. Lidahnya seolah menyapu perut Tasya perlahan namun pasti naik keatas dan terus keatas hingga diujung puting susu Tasya, lagi2 Rinto menjilati dan diteruskan dengan sedotan kencang sehingga menimbulkan bunyi2 yang aneh..


Sprroouttthhhh...... "Aaaashhhhh massshhhhhh aaaassssshhhh" Suara sedotan Rinto ditingkahi desahan Tasya menahan kenikmatan membuat suasana makan malam itu benar2 sangat panas.
"Enak sayang dan saosnya luarbiasa ada dikit susunya soalnya"
"Hi hi hi Tasya coba deh mas, Tasya juga ingin makan udang soalnya. Mmm ah disini kayaknya enak" Dengan hati2 Tasya meletakkan udang saos itu dengan soas agak banyak. Srhingga lelerannya melaju agak kencang menuju kejantanan Rinto... "Eeit kok kenceng ya... Mmm hupssss" Tasya menjilati leleran saos udang di kejantanan Rinto, menjilatinya dengan sangat hati2 dan seolah menikmatinya.
"Mmm saosnya enak mas apalagi yang diujung sini, mmmm" Tasya menunduk lebih dalam dan menjilati ujung kejantanan Rinto dengan sangat bernafsu, sesekali matanya melirik ke Rinto yang mukanya seolah menahan kencing.
"Hi hi hi, sekarang disini mas mmm kayaknya ini juga enak mas

Pelir Rinto tak lepas dari siksaan jilatan lidah dan kadang sedotan Tasya, perlahan namun pasti kejantanan itu akhirnya ngaceng maksimal, keras kokoh. "Mmm... Enak mas.... Top memang rasanya apalagi cara menikmatinya top juga hi hi hi, aauuch.... Issshh apaan nih mas aaashhhhhh aaaaahhh" Ternyata dibawah sana Rinto memasukkan jari tengahnya menerobos bibir kemaluan Tasya dan menguliknya hingga Tasya mendesah2 lalu keluarlah cairan kemaluan Tasya yang membanjir... "Mmm ini rasanya enak juga sayangku.... " Rinto kemudian mengambil udang dengan tangan telanjangnya dan memakannya sekaligus dengan campuran lendir kemaluan Tasya. "Mmmm top sayang, rasa kemaluan memang luar biasa, ha ha ha, kanapa wajahmu kaya ngambeg sih sayang. Sini mas cium sayang, mmm sebentar, mas coba dulu sayur asemnya, mmmm " Rinto meminum sayur asem nya berikut taoge dan sayuran nya mengunyahnya dan kemudian melumat bibir Tasya. Begitu seterusnya mereka saling menggoda saat makan malam itu hingga akhirnya semuanya tandas masuk dalam perut mereka. 

Rinto kemudian memeluk Tasya dan mengarahkan Tasya bergerak naik kepangkuannya. Memasukkan kejantanannya ke dalam kemaluannya kemudian keduanya saling melumat bibir dan beradu lidah dalam kenikmatan. Entah mengapa keduanya sekarang lebih menyukai kelembutan dan bukan sex yang menghentak. Tasya hanya sesekali menaikturunkan pantatnya dan selalu disertai dengan lenguhannya, lenguhan kenikmatan. Image Tasya​ Rinto juga demikian, keduanya seolah sekarang jauh lebih memahami bagaimana catanya memuaskan pasangannya. Lambat laun irama mereka agak panas dan semakin panas, keduanya sekarang bukan lagi bermain santai tapi pasti, tetapi berirama mars, maju tak gentar, dengan ritme yang juga dipercepat. 

Kocokan sedotan rojokan goyangan semuanya penuh tenaga dan semangat serta dengan kecepatan tinggi. Lenguhan geraman dan teriakan keduanya mulai terdengar keras dan sangat berisik disertai dengan pekikan2 kecil tanda mereka saling terkejut dengan godaan tiba2 pasangannya. "Aaah aaaaayyyaaaaangggg enakaaaassshhhhhh aaaahhhhhh aaaakkkkhhuuu maaau dapaaaatsssssss" "Haassh hassshhhhaaarrrghhhhhhhhhhh" Keduanya akhirnya tiba2 bergerak seolah tak terkendali melonjak2 dan penuh gerkan instingtif dan akhirnya keduanya melemah dan diakhiri dengan berpelukan dalam diam.... 

Lama mereka diam berpelukan bertukar ludah dan saling berbisik, membisikkan rasa terima kasih atas segala persembahan kekasihnya. Sebuah ritual yang Tasya tak pernah lakukan sekalipun dengan suaminya, ataupun pasangan sexual nya selama ini. Dengan Rinto, Tasya belajar banyak tentang bagaimana kata terima kasih sangat berarti dan begitu berarti bagi sang kekasih. Terima kasih sayangku. Tiga kata yang menjadi kalimat ajaib, seolah dengan tiga kata ajaib itu rasa cinta mereka berdua melonjak tajam. Sekali saja begitu berarti, apalagi kini mereka berdua sampaikan berulang kali dalam bisikan2 merdu melenakan sang kekasih. *** Sudah jam 20.00 kini, mereka berdua sudah melampaui 2 jam hampir 3 jam untuk makan malam dan hidangan penutup yang sungguh sangat menggugah selera. 

Mereka masih saling berpelukan dalam diam, hanyalah bisikan2 mesra betapa mereka sangat mencintai pasangannya sesekali terdengar. I love you kekasihku, cintaku pujaanku... I love you too, mataku telingaku kenikmatanku... Mereka masih begitu hingga tak terasa malam sudah semakin larut. "Sayangku Tasya yang sexy, habis ini mau mandi telanjang atau berenang telanjang ? " "Mmm kalau milih berenang telanjang ? " "Ya aku tinggal muter kayak gini..... " Sembari berkata2 Rinto benar2 memutar dirinya hingga Tasya yang berada dalam gendongannya seolah terguling masuk ke dalam kolam renang...

"Aaauchhhh massss nya ini hi hi hi hi, seger mas... Aaaaahh" Tak banyak kata, itulah Rinto, belum banyak kalimat ucapan Tasya, Rinto sudah melesakkan kejantanannya yang tadi sempat terlepas dari jepitan kemaluan Tasya karena terguling ke dalam kolam. Jeritan Tasya semakin membahana, karena ternyata Rinto berubah menjadi banteng tangguh di dalam kolam. Terus saja Rinto mendorong dan melesakkan kejantanannya dalam2 kemudian menariknya perlahan, tarik pelan dorong kencang, itu iramanya... Tasya terpekik, mas Rintonya memang sungguh menawan hatinya, kemaren sampai tadi dirinya seolah diam dan membuatnya begitu aktif dan akhirnya dikuasai dalam sekejap, kini mas Rintonya begitu aktif sementara dirinya sudah mulai pasif. Tetapi jelas sekali bedanya. Aktifnya mas Rinto justru mengajaknya juga aktif bergerak, dengan gerakan yang hampir sama, tarik pelan dorong kenceng. Dan hasilnya sungguh diluar dugaaannya sama sekali. Birahinya dengan cara begini menjadi terlonjak2 seolah naik turun secara ritmis seolah hilang nakun ada lagi dalam tekaran yang lebih tinggi, semakin tinggi dan semakin tinggi. Rinto kemudian memeluk dan melumati bibir Tasya sambil terus bergerak. Tasya tak tahan untuk tidak mendesah dan menjerit karena kenikmatan yang dia alami, secara luar biasa kemudian Rinto seolah menenggelamkan diri dalam kolam sambil terus bergerak merojok lebih kencang lagi kemaluan Tasya. Timbul lagi di permukaan air kolam mengambil nafas..... Menyelam lagi sambil merojok lebih kencang lagi kemaluan Tasya, lalu naik lagi mengambil nafas.. 

Hingga akhirnya mereka beroleh puncak kenikmatan mereka di dalam kolam saat menyelam. Ketika naik kepermukaan.... "Haaaashhhh hassssshh aaaaaauuuuuhhhh enaknya maaaaas ha ha ha Tasya tertawa terbahak dan berteriak seolah pengalamannya tadi benar2 luar biasa dan sangat memabukkannya. Malam ini, acara penutupnya benar2 membuatnya serasa segar dan penuh semangat. Rinto telah membukakan banyak pintu untuknya menikmati sex dengan cara yang lebih bermakna untuk menjalin sebuah hubungan. Tasya telah merasakan betapa hati dan jiwanya kini menyatu dengan Rinto begitu dalam dan kuatnya karena permainan sex Rinto seolah merupakan ungkapan kata2 cinta yang merupakan percakapan cinta mereka berdua. *** "Mas aku ngantuk mas, capai juga seneng juga mmmm pengen dimanjain sebelum tidur mas.... " 

"Ayolah, memang waktunya tidur sayang... Ayo kita beberes dulu ya.. " Rinto lantas membantu Tasya naik kepermukaan dan juga turut menghanduki nya setelahnya barulah Tasya menghanduki Rinto. Keduanya lalu membereskan sisa makan malam, mencuci piring bersama dan membersihkan semuanya, lantas mereka menuju kamar tidur, setelah sebelumnya mencuci badan tipis2 saja. Keduanya lalu berbaring di tempat tidur dan mengenakan selimut berdua. Keduanya masih telanjang dan Tasya entah mengapa begitu menikmati ketelanjangannya yang membuat kekasihnya seolah lengket padanya. Ada semacam tingkah laku purba wanita yang menggelora dalam dirinya, bagaimana dirinya bisa membuat lelakinya tertarik dengan apa yang ada padanya. Rinto telah sukses membangunkannya. Rinto lalu memeluk wanitanya, membelai wajahnya, sesekali mengecup pipinya dalam diam dan istirahatnya. Entah siapa yang duluan, yang pasti keduanya dalam waktu singkat terbaring tidur saling berpelukan mesra.

Mencoba menjadi setitik warna di dunia ini meskipun dunia ini sudah penuh dengan banyak warna

Post a Comment