Akibat Kena Gendam Tetanggaku - NDOMAX
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Akibat Kena Gendam Tetanggaku

Namaku Agus Suryono seorang pengusaha yang cukup sukses berusia 45 thn, aku akan membagikan kejadian yang membuat kehidupanku berubah total dan merubah keadaan keluargaku. Saat ini Aku memiliki seorang istri dan 2 anak perempuan yang cantik". istriku bernama Dewi 42 tahun dengan tubuh yang kencang dan cukup proporsional, membuat istriku keliatan lebih muda dari umurnya, dan tentu saja tubuhnya masih begitu menggoda karena ia selalu menjaga penampilannya dengan rajin berolahraga membuat siapa saja yang melihatnya bernafsu dari Abg - Orang tua pun pasti tergoda dengan keadaan fisiknya itu. Anak pertamaku bernama Dini berusia 20 tahun sudah menikah dan baru melahirkan 4 bulan yang lalu dan tinggal di rumah suaminya yang berbeda kota denganku, anak bungsuku bernama Ayu 18 thn masih sudah lulus SMA. Aku adalah seorang pegawai negeri Sipil di suatu perusahaan birokrasi yang bergerak di bidang pembangunan, jabatanku pun lumayan tinggi sehingga akupun mendapatkan sebuah mobil inventaris dan sebuah rumah dinas.

Karena jabatanku yang lumayan membuatku harus siap di pindah tugaskan pada suatu daerah nantinya, sekarang aku bertugas di bandung bersama istri dan dan anakku yang bungsu, anak pertamaku ikut dengan suaminya di bekasi karena kebetulan suaminya memang bekerja di bekasi dan keluarganya pun tinggal disana. Berawal dari aku yang tugaskan untuk mengecek pembangunan rel kereta di daerah bogor terpaksa akupun harus tinggal di sana karena memang proyek juga baru dimulai jadi tidak mungkin harus pulang pergi jadi aku putuskan untuk membeli sebuah perumahan di sana. Saat hari pertama tugasku di bogor aku d tawari sebuah perumahan yang tidak jauh dari tempat aku bekerja, dengan keadaan yang lumayan rindang serta dekat pula dengan pasar membuat tempat itu cocok dan strategis untuk ku tinggali. Saat aku pindah aku pun serta membawa anak dan istriku saja sekalian, karena istriku juga ngotot dengan alasan kasian aku tidak ada yang mengurus, atau mungkin dia takut aku akan slingkuh di belakangnya. 

Singkat cerita kami pun telah pindahan, rumahnya cukup nyaman untuk kami tinggali, untung anaku sudah libur kelulusanya sepertinya dia pun mulai berminat untuk kuliah di sini di suatu kampus cukup ternama di kota bogor. Setelah pindahan aktivitas ku pun tidak jauh dari mengcek proyek yang aku pegang, sehingga aku mulai sibuk dengan dunia kerja ku ini, sampai lupa dengan untuk menghabiskan waktu dengan keluargaku sendiri, stelah pulang kerja paling aku tidur dan tidak sempat untuk bersosialisasi dengan lingkungan baruku, untung sajah istriku termasuk orang yang supel jadi walaupun dia baru 2 minggu pindah sudah banyak tetangga yang mengenalnya dan akrab dengannya. Dan ada tetangga yang paling akrab dengan istriku, namanya bu Rohana 50 thn dia seorang guru di sebuah SMP di dekat kami tinggal, yang aku tau suaminya pak Adit adalah seorang mantan preman dan sekarang menjadi seorang kepala satpam di mall dekat komplek tersebut, mereka tinggal ber 3 dengan anak bungsunya yang autis namanya Didin, mungkin umurnya sekitar 20 an beda beberapa tahun dari Putri bungsu kami. 


Pak Adit 65 tahun dengan tubuh agak gendut hitam dengan lengan yang kekar hitam dan wajah penuh bopeng, pak Adit sering berkunjung ke rumahku beserta istrinya karena memang rumah nya tidak jauh dengan rumahku, saat ke rumahku matanya selalu sajah jelalatan melihat tubuh istriku yang saat di rumah hanya menggunakan daster tipis yang membuat lekuk tubuhnya semakin jelas terlihat. Istriku pun sepertinya biasa sajah di perhatikan seperti itu oleh pak Adit, apa mungkin istriku suka di perhatikan seperti itu oleh pak Adit. Semakin hari tingkah istriku semakin aneh saat kenal dengan keluarga pak Adit, kadang aku melihat dia seperti tidak menggunakan BH saat beraktifitas, tidak seperti istriku yang biasanya. Pas aku tanya ternyata dia di suruh bu Rohana agar tidak boleh menggunakan BH saat beraktivitas agar membuat pAyudaranya terhindar dari kanker katanya. Tapi sekilas aku juga seperti melihat belahan pantatnya saat dia sedang menunging, apa dia juga tidak mengenakan CD pikirku, ah mungkin hanya perasaanku sajah, Sampai hal yang tidak aku sangka terjadi. Hari itu aku pulang tidak seperti biasanya yaitu jam 12 karena badan ku kurang sehat, terpaksa aku harus izin pulang cepat dari kerjaanku hari itu, sesampainya di rumah aku tidak menemukan istriku, aku pun memanggil manggil namanya namun tak kunjung datang, malah anak bungsu ku yang menyahut dan sedang mainin HPnya di kursi ruang tamu.
"De mamah kemana? tanyaku pada Ayu
"Tadi sih katanya mamah mau ke rumah Bu Rohana pah, baru sajah pergi tadi jam 11.
"Owh,, mamah sering main ke rumah bu Rohana? Tadi bilangnya pulang jam berapa de? Tanyaku
"Sering sih pah, kata mamah sih sore pah tapi gak tau juga sih aku gak inget.


Akupun segera beranjak ke rumah Bu Rohana jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya di kompleks kami memang tidak jauh tapi tidak dekat juga kira" Sekitar 50 meteran jaraknya, aku pun berjalan kaki dan sampailah aku di depan rumahnya, tapi pada saat aku hendak mengetuk pintu ternyata tidak di kunci dan agak sedikit terbuka aku pun sempat melihat sendal istriku aku pun kemudian masuk kedalam halaman rumahnya. Saat sudah di dalam aku pun menemukan jendela di sebelah aku pun mencoba mengintip kedalam, dan,, aku tercengang melihat apa yang terjadi di sana jantungku berdegup kencang nafasku terasa sesak dan badanku pun terasa berat, di sana aku melihat istriku yang sudah telanjang bulat dengan posisi telentang di lantai dan di atasnya pak Adit sedang menggenjot istriku dengan sangat kencang aku pun hanya berdiri mematung melihat perbuatan mereka tersebut.

"Ahhh,, ahhh,, pakk,, pelan,, pelann,, pakk sakit kont** bapa kegedean ahhh. Istriku melenguh saat pak Adit menggenjot dirinya dengan kencang. Tapi pak Adit sepertinya tidak peduli dengan rintihan istriku dia masih tetap menggenjot istriku dengan kencangnya, sambil meremas pAyudara istriku dengan gemasnya, jujur baru kali ini aku melihat adegan sex yang sangat liar seperti itu yang sontak saja membuat penis ku ereksi, tentu saja pemandangan seorang wanita cantik dengan tubuh montok sedang digenjot oleh seorang pria paruh baya dengan badan buncit dan kulit hitam serta banyak bopeng di wajahnya sedang menaik turunkan tubuhnya dengan kencang. " Plok,, plok,,plok,, bunyi benturan kelamin mereka, setelah puas menggenjot istriku dengan posisi missionaris pak Adit pun menungging kan istriku dengan posisi doggy dan kembali menggenjot lubang vagina istriku dengan buasnya, sambil terus menggenjot tangan pak Adit pun menggapai pAyudara istriku dan meremasnya dengan gemas. Istriku hanya bisa mendesah menerima perlakuan pak Adit pada tubunya, tidak ada sedikit pun penolakan ku lihat darinya di juga seperti menikmati perlakuan kasar pak Adit padanya. Setelah puas dengan vagina istriku pak Adit mencabutnya dan kemudian dia duduk di sofa, aku melihat dengan jelas saat penis tersebut keluar dari vagina istriku yang membuat lubang vagina istriku melebar merekah dan banyak juga cairan istriku yang sedikit menetes dekat lubangnya tersebut.

"Ploppsss,,, suara terlepasnya penis pak Adit dari vagina istriku, diikuti dengan rembesan cairan istriku. Pak Adit kemudian duduk di sofa dan menyuruh istriku untuk berlutut di bawahnya, dia pun menyuruh istriku untuk menyepong penis hitamnya tersebut lalu memaju mundur kan penisnya tersebut dengan cepat yang membuat istriku kesusahan menerima perlakuannya tersebut. Sampai-sampai istriku hampir muntah di buatnya tapi kemudian di masukannya lagi penis tersebut ke mulutnya, siall,,, bahkan sampai saat ini istriku belum pernah menyepong penis suaminya sendiri tapi pada pria tua tersebut istriku melakukannya dengan suka rela sontak hal tersebut membuatku sangat marah sekaligus iri.

"Hahaha,,, mantap betul seponganmu dek, teruss,, yang dalam,, masukan semua kont** ku kemulutmu lonte,,, perintah pak Adit sambil menjambak rambut istriku dan memasukkan penis tersebut semakin dalam ke mulut istriku. Setelah puas dengan servis mulutnya istriku pak Adit kembali menelengtangkan istriku di lantai dan melebarkan kedua paha istriku kemudian mengarahkan penis hitam besarnya tersebut kedalam lubang vagina istriku, dan blesss,, kembali penis tersebut bersarang di vagina istriku. " Shhh,, ahhh,, shhh,,ahhhh,, rintihan istriku saat penis besar tersebut amblas seluruhnya di vagina istriku. " Plokk,, plok,,, pok,, suara persetubuhan tersebut semakin keras. pak Adit pun menggenjot lagi istriku dengan cepatnya sambil mencium bibir istriku dan kemudian memasukkan lidahnya tersebut ke dalam mulutnya. Karena tidak kuat melihat pertunjukan tersebut aku pun mengeluarkan penis dari celanaku lalu aku pun beronani melihat istriku yang sedang di setubuhi oleh tua bangka tersebut, jujur aku merasa bingung dengan tubuhku sendiri aku tidak bisa marah berteriak atau pun pergi melihat pertunjukan tersebut, seperti tubuhku ini hilang kendali atas otaku ini di sisi lain aku ingin sekali menghajar tua bangka tersebut dan di lain sisi aku seperti ingin melihat sampai akhir persetubuhan tersebut. Di saat aku bingung dengan keadaan saat ini aku mendengar istriku berteriak, sepertinya di mengalami orgasmenya. " Ahh,,, pakkk,,,, aku keluarrrr,,, serrrr,,, cairan istriku pun keluar seperti air mancur saat pak Adit mencabut penisnya dari vagina istriku, tubuhku istriku pun sampai terlonjak lonjak dan bergetar hebat, sepertinya istriku mengalami orgasme yang dahsyat. Kulihat istriku seperti sangat kelelahan akibat orgasmenya tersebut terlihat dari nafasnya yang tersengal tidak beraturan, tanpa memperdulikan keadaan istriku pak Adit kembali memasukkan penisnya tersebut kedalam vagina Istriku dan menggenjotnya dengan cepat. Aku yang sangat terangsang melihat persetubuhan mereka akhirnya orgasme di ikuti dengan muncratnya pejuku membasahi tangan dan sedikit membasahi celanaku. 

"Ahh,,, ahhh,,, ahh,,, plok,,,plok,,,plok,,, kembali terdengar suara rintihan istriku dan suara benturan kelamin mereka menggema di ruangan tersebut. Aku yang sudah tidak kuat melihat persetubuhan mereka akhirnya aku pun pulang ke rumah dan langsung masuk ke kamarku, sesampainya dikamar aku pun merebahkan tubuhku di kasur dan terbengong melihat langit kamarku, aku berharap semua kejadian yang ku saksikan tadi hanyalah mimpi semata namunn,, kenyataan pahit harus ku terima, dimana istriku yang sangat aku cintai dengan teganya menghianatiku dengan bersetubuh dengan liarnya dengan orang yang mungkin sepantasnya dia panggil ayah, sontak hal tersebut membuat kepala ku sangat pusing sampai tidak sadar aku pun tertidur. Pagi harinya aku pun terbangun dan tidak melihat kehadiran istriku di sisiku, aku pun pergi keluar dan mendapati istriku sedang memasak di dapur.

"Eh,, ayahh ada apa yah, kok kaya panik banget? apa ayah kesiangan hari ini? tanya istriku sambil terus memasak. " Eh,, gak kok mahh! jawabku sambil duduk di meja makan, entah kenapa aku tidak bisa menanyakan soal peristiwa kemarin seolah olah peristiwa tersebut hanya sebuah mimpi belaka, namun ada banyak hal yang menjadi pertanyaan di benaku yang otomatis membuatku melamun. Sampai akhirnya istriku Dewi membuatku tersadar dari lamunan ku.

" Pahhh,, kok bengong,, mikirin apa sih sampe bengong gituh? Ini makananya udah siapp malah bengong, kata istriku sambil menyiapkan masakan untukku.

"Dekkk,, ayooo sarapan,, teriak istriku memanggil anaku bungsuku Ayu
"Iyaa mahhh,, terdengar suara anak bungsuku Ayu yang berada di lantai 2.
"Dekk,, kamu mau kemana pagi-pagi gini? tanya istriku.
"Aku mau nyari kampus yang cocok mahh, sama temenku, kata Ayu sambil memakai kaos kaki di ikuti dengan sepatunya tersebut.
"Kamu mau sama siapa? Emang kamu punya temen disini? tanya istriku.
"Ada sih mah namanya bella sama putri kebetulan masih satu komplek kok. yaudah aku berangkat yah mah, pahh,, kata Ayu sambil menyalami kami berdua.
"Kamu gak sarapan dulu dekk? tanya istriku ke Ayu.
"Gakk mah nanti beli ajah, Ayu berangkat yahh mah! terdengar suara Ayu pun menjauh. Beberapa saat kemudian kami mendengar suara mobil berhenti berseta klakson yang berbunyi, ternyata anak pertamaku Dini berkunjung bersama suaminya kemudian menyalami kami berdua.

" Kamu dateng kok gak bilang" sih din? Owh iya sini ayo makan bareng, kata istriku sambil menyiapkan makanannya di meja.
"Duh makasih mah, pah, kayaknya aku duluan deh,, soalnya aku mau ke luar kota ada urusan kerjaan aku pergi dulu yah, mah pahh,, eh iya sekalian mau nitip Dini kasian di rumah sendiri makanya dia mau nginap disini, kata menantuku tersebut. " Dihh,, emang kira aku barang apah pake acara di titipin segala kata Dini sambil menyalami suaminya tersebut, Hati-hati di jalan yah mas jangan lupa oleh-olehnya hehe.
"Iyaa mas berangkat yah, pah, mah aku berangkat kata menantuku yang kemudian meninggalkan kami bertiga. 

Setelah acara makan pagi aku yang hari ini libur hanya terbengong di rumah sambil melihat acara tivi yang ada, sampai-sampai aku seperti tidak memperdulikan percakapan Istri dan anaku di ruang tamu. Sampai pada saat aku menoleh aku melihat Dini sedang menyusui anaknya, sambil mengeluarkan payudaranya tersebut. Aku tidak menyangka ternyata sekarang payudara Dini itu menjadi besar, mungkin karena Dini masih masa menyusui jadi pAyudaranya semakin membengkak, payudara montok ditambah puting yang mencuat sedang dihisap oleh seorang bayi yang tidak lain adalah cucuku sendiri. " Dinn,, air susu mu gimana banyak tidak? Tanya istriku kepada Dini.

"Banyak sih mahh, Kadang-kadang sampe suka rembes gitu mah, tuh lihat saat si dede netek yang kiri yang kanan malah rembes gini, kata Dini sambil menunjuk baju gamisnya tepat pada pAyudara kananya, yang di mana terdapat rembesan basah di sekitar putingnya tersebut.
"Iya,, yah,,syukur deh berati cucu oma gak kekurangan Asi kan, kata istriku sambil mengusap pipi bayinya Dini yang sedang menyusu. Tapi aku melihat tatapan aneh saat istriku melihat pAyudara Dini yang sedang menyusui anaknya, seperti sedang memikirkan sesuatu dan lidah istriku seperti sedang menjilat bibirnya sendiri. Apa mungkin hanya perasaanku saja yang menganggap istriku tidak seperti sebelumnya. Saat aku sedang memperhatikan istriku tiba-tiba telponku berdering, ternyata dari temanku kerjaku Andi yang meminta salinan proposal proyek yang sedang aku kerjakan. Kring,, kring,, kring,,, " Iya ada apa ndi, oh salinan proposal! Ada kok, yaudah aku kesana. aku pun menutup telp tersebut dan bersiap ke rumah Andi untuk mengantarkan salinan proposal tersebut. " Mahh,, papah berangkat dulu yah, mau nganterin salinan proposal ke rumah Andi, kataku sambil menghampiri istriku dan anaku di ruang tamu. " Eh papah,, pah,, kamu kira kira pulangnya kapan? mau mamah masakin apa pah? kata istriku yang sekarang sedang menimang cucunya tersebut anak,,ganteng,,anak ganteng,,kata istiriku sambil menciumi bayi tersebut. " Apa ajah mahh,, oh iya Dini kemana mah?tanyaku. 

"Lagi ganti baju pah, jawab istriku. 

"Yaudah papah berangkat yah mah, aku pun pamit kepada istriku tidak lupa aku pun pamit kepada bayi lucu berumur 4 bulan itu, dede manis,, opah,, pamit yahhh,, muachh,, kataku sambil mencium pipiku bayi tersebut. Sesampainya dirumah pak Andi entah kenapa aku seperti menjadi aku yang biasanya, mendadak pusing di kepalaku pun hilang tidak seperti saat aku berada di rumah yang membuatku pusing dan seperti tidak bergairah untuk melakukan apapun, kami mengobrol panjang lebar, bercanda, dan lain-lain, hingga tidak terasa sudah 2 jam aku disini. Aku pun berpamitan kepada temanku tersebut kemudian menjalankan mobilku menuju rumah.

Saat aku sampai di rumah aku tidak menemukan seorang pun, kemana mereka yah? Apa mereka pergi jalan" keluar, aku pun merebahkan tubuhku di sofa sambil menonton TV. Tapi beberapa menit kemudian entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak, aku pun mencoba menelpon istriku namun tidak di angkat, aku mencoba juga menelpon anaku Dini namun sama sajah, entah kenapa aku jadi kepikiran perbuatan pak Adit pada istriku kemarin tapi mana mungkin dia berani berselingkuh apalagi sedang ada Dini dan anaknya yang masih bayi atauu,,, Akupun segera berlari pelan menuju ke rumah pak Adit, sesampainya di sana aku menemukan sendal istriku dan satunya lagi mungkin milik anaku Dini di depan pintu rumahnya tapi yang aku heran, apa yang di lakukan istriku dan Dini di rumah pak Adit. Saat aku memikirkan hal tersebut aku mendengar suara seorang wanita yang menjerit kesakitan di dalam, aku pun segera berlari ke halaman rumah pak Adit kebetulan ada jendela di sebelah halaman rumahnya tempat aku mengintip tempo hari. " Ahhhhhh,,,, pakkkkkk,,, sakitttt,,, ahhhh,,, Saat aku sampai di dekat jendela dan mengintip apa yang terjadi, aku merasakan tubuhku bagai di sambar petir. 

Hatiku sakit, nafasku sesak, perutku mual tapi entah kenapa penis ku ereksi melihat apa yang terjadi di dalam sana. " Ahhhh,,, pakk,, jangann,, digoyang dulu,, ahhh,,, pakk,, vagina ku masih perih bekas operasi,, ahhh,, pakkkk,, hentikan,, jangan remas lagi pAyudaraku,,, sakittt,,, ahhhhhh,,,, pakkk,,, Yap,,benar! suara wanita yang menjerit tersebut adalah anaku Dini yang kini sedang telentang dengan masih menggunakan pakaian lengkap serta jilbab yang masih menutupi rambutnya namun kancing gamisnya sudah terbuka setengah, dibagian bawahnya pun sudah tersingkap sampai ke pinggang dan celana dalamnya entah ada dimana, saat ini Dini sedang digenjot dengan tempo sedang dengan posisi misionaris oleh pak Adit sambil tangannya meremas gemas kedua pAyudara Dini. " Uhhh,, enak,, banget,, mem** luu,, uhhh,, gak nyangka gw walaupun mem** luu baru turun mesin tapi masih rapet ginih,, kayaknya mem** luu jarang di pake yahh,, hahahah,, tawa pak Adit sambil terus menggenjot vagina Dini dan tangannya masih meremas pAyudara Dini sampai" baju gamis yang dipakai Dini sangat basah di bagian depannya, sepertinya air susu Dini merembes membasahi pakaiannya tersebut. Namun beberapa saat kemudian pak Adit mempercepat genjotan tersebut pada vagina Dini, sambil menciumi bibir merah muda Dini pak Adit pun terus sajah menaikan tempo genjotannya sampai Dini pun kembali menjerit, diikuti dengan tubuhnya mengejang dikarenakan orgasmenya tersebut. " Ahhhh,,, pakkk,,, Diniiii,,, gakk,, kuattt,,, ahhh,,, pakk,,, Dini,,, nyampeee,,, ahhhh,,, serrrr,,, serrrr,,, cairan vagina Dini pun keluar membasahi penis hitam pak Adit yang masih bersarang di dalam vaginanya. 

Namun,, tanpa membiarkan Dini menikmati orgasmenya, pak Adit kembali menggenjot kemaluan Dini dengan kencangnya seperti sedang kesetanan. Tangannya pun semakin kuat meremas remas pAyudara di balik gamisnya tersebut, mulutnya pun kembali menciumi bibir Dini dengan nafsunya. " Mmpmmm,,, mmppppmm,,, mmppmm,, sepertinya Dini mencoba menjerit namun dengan cepat mulutnya di sambar serta lidah pak Adit pun mmenyelusuri mulutnya Dini. " Plokk,,, plokkk,, plokk,, suara persetubuhan mereka sangat terdengar nyaring. Pak Adit sepertinya akan segera mencapai puncaknya, karena gerakan tubuhnya mulai tidak beraturan dan dia semakin kencang menggenjot vagina Dini. Pak Adit seperti sangat menikmati persetubuhanya tersebut, namun tidak bagi Dini dia sepertinya sangat kesakitan dengan persetubuhanya tersebut mungkin karena dia baru sajah melahirkan beberapa bulan lalu yang mungkin lukanya belum kering sempurna di tambah penis hitam pak Adit yang besar. Pak Adit melepaskan mulut Dini dan mengegerang panjang di ikuti oleh penisnya yang semakin dalam memasuki lubang vagina Dini. 

"Ahhh,, anjingg,, gw keluarrr,,, makan nih pejuh gw lonteee,,, gw bikin bunting lagii,,,luuu,,, teriak pak Adit sambil menusukan penisnya semakin dalam. " Crotttt,,, crotttt,,, crotttt,,, beberapa kali semburan pejuh pak Adit mengisi lubang vagina Dini. " Ahhhh,,,, sakitt,, hikss,, hiks,, hiks,, Dini menangis setelah pak Adit mencabut penis hitamnya tersebut, kulihat banyak sekali pejuh pak Adit yang keluar membasahi karpetnya lantainya tersebut.

Namun ternyata kemaluan Dini juga mengeluarkan darah, pantas sajah Dini menjerit-jerit rupanya luka bekas melahirkannya belum kering sempurna tapi harus menerima penis besar pak Adit memenuhi lubang vaginanya, bahkan dengan buasnya pak Adit masih saja memompa vagina Dini dengan kasar sampai-sampai vagina Dini mengeluarkan darah diikuti dengan pejuh yang sangat banyak hingga meluber membasahi karpetnya tersebut.

"Hikss,, hikss,, hiks,, kulihat Dini sudah telentang tidak bertenaga, sambil memegang vaginanya Dini menangis mungkin dia sangat kesakitan setelah persetubuhanya tersebut. " Hahahah,, ternyata mem** loe masih rapet yah padahal baru turun mesin loh, gw gk kebayang pas loe masih perawan kayaknya gk bakal bisa masuk kont** gw, haha,, kata pak Adit sambil beranjak duduk di sofa menyisakan Dini yang masih telentang di lantai. Oekk,,, oekk,, oekk,, kudengar suara bayi menangis, dan kulihat ternyata istriku datang dengan menggendong anaknya Dini yang menangis mungkin dia menangis mendengar ibunya menjerit-jerit kesakitan, tapi yang membuatku heran istriku datang dengan bertelanjang bulat sambil memberikan botol susu pada bayi Dini yang di gendongnya agar bayi tersebut berhenti menangis dan akhirnya bayi Dini pun berhenti menangis, kemudian istriku duduk di sebelah pak Adit sambil menyenderkan tubuh telanjangnya yang masih menggendong bayinya Dini.

"Gimana pak tubuh Dini? bapak puaskan memakai tubuhnya Dini, tanya istriku sambil merapatkan tubuhnya dengan pak Adit.

"Hahaha gw masih gk nyangka loe tega juga nyerahin anak loe buat gw entotin, padahal gw awalnya cuman bercanda loh, mem** nya rapet legit air susunya juga enak manis gw kayaknya bakal ketagihan sama anak loe ini, hahaha,,, pak Adit pun tertawa puas.

"Tapi masih ada lagi loh pak, dan yang ini sepertinya masih perawan loh pak, kata istiriku sambil mengelus elus perut buncitnya pak Adit sambil mengedip genit kepadanya. Sialll,, aku sangat musik dengan kelakuan istriku, bagaimana dia tega menyerahkan anak-anaknya untuk dipake orang lain apakah dia sudah gila? " Wahhh,, yang bener lonte, akhirnya dapat mem** perawan beneran juga, hahah,, tawa pak Adit.

"Gara-gara elo gw jadi ngaceng lagi nihh,, sini cepet jilatin kont** gw lonte, anak lu malah nangis lagi,, kont** gw belom sempet dia sepongin, perintah pak Adit pada istriku. Istriku menurut dia menindurkan bayi yang digendongnya di sebelah ibunya, Dini pun berhenti menangis tapi terlihat matanya yang sembab, lalu bayinya tersebut di keloni sambil dia elus pipinya Dini pun memberikan botol susunya sambil ia elus bayinya tersebut. Beda dengan istriku yang sedang menghisap penis pak Adit dengan liarnya, dikulum nya penis tersebut lalu dihisap tidak lupa juga istriku memberikan servis kepada biji pak Adit dengan mengemut dan menjilati bijinya tersebut. Setelah beberapa saat sepertinya pak Adit akan kembali orgasme, dia menyuruh istriku untuk menghisap penis hitamnya, istriku pun seperti mengempot penisnya tersebut dan kemudian pak Adit pun mengejang diikuti dengan keluarnya cairan penisnya memenuhi mulut istriku. " 

Puahhh,, suara istriku saat mulutnya melepaskan penis pak Adit, sepertinya cairan pak Adit dia telan habis sampai tidak tersisa terlihat dari tidak adanya sisa cairan di penisnya maupun di mulut istriku. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 Siang, sepertinya sudah 2 jam aku mengintip perbuatan mereka, dan sudah 2 kali pula aku orgasme. Apakah aku menikmati perbuatan pak Adit tersebut? Entahlah. Dini akhirnya mulai bangun perlahan sepertinya rasa sakit di vaginanya sudah sedikit berkurang, dia pun sudah merapikan kembali pakaiannya yang acak-acakan, cairan putih serta merah bekas persetubuhanya mengalir membasahi paha tak sempat ia bersihkan, dan sepertinya istriku dan pak Adit juga sudah kembali memakai pakaiannya entah kapan mereka melakukannya aku tidak ngeh. 

Dini pun menggendong bayinya dan akan berpamitan pulang begitu pun dengan istiriku, pak Adit pun menciumi mereka berdua satu persatu dan mereka membalasnya. Apakah Dini juga mulai menikmati perkosaanya itu? kenapa dia mau sajah di ciumi tua bangka tersebut? Entahlah,, mungkin waktu yang akan menjawab. Aku pun segera berlari kencang ke rumah dan segera pergi ke kamar untuk berpura-pura tidur, tidak lama kemudian aku mendengar suara langkah kaki sepertinya mereka sudah kembali dan kudengar juga pintu kamarku dibuka lalu di tutup lagi. Aku heran kenapa aku malah lari dan berpura-pura tidur? Kenapa aku tidak labrak sajah perbuatan mereka, dan bertanya langsung kepada mereka kenapa perbuatan bejat tersebut bisa mereka lakukan. Saat berpikiran tersebut entah kenapa rasa pusing kembali menghampiriku, aku mencoba bangun tapi tubuhku terasa berat, dan akhirnya akupun tidak sadarkan diri.

Pagi pun menjelang, entah sudah berapa jam aku tertidur? Aku sampai lupa beribadah dan makan sore. Dan yang aku ingat hanyalah kejadian buruk di mana istri dan anaku dengan suka rela menyerahkan tubuhnya untuk tua bangka itu. Aku bangun dari tempat tidur cuci muka kemudian pergi ke ruang tengah, saat aku sampai di sana aku melihat Dini sedang duduk sambil menyusui bayinya, terlihat dengan jelas bulatan putih sekali penuh susu tersebut walapun hanya melihat sebelah aku bisa menyimpulkan bahwa pAyudara Dini itu memang cukup besar. Uhh,,,siall,, aku jadi teringat lagi kejadian kemarin, dimana buah dada sekal Dini anaku di remas dengan kasarnya oleh pak Adit dan bagaimana dia dengan ganasnya menggauli Dini yang saat itu baru sajah melahirkan, bahkan sampai vaginanya mengeluarkan darah segar. Aku jadi sangat kesal dengan bajingan tersebut, apalagi mengingat betapa kejamnya dia memperlakukan Dini apalagi istriku, dia 
memperlakukan istriku layaknya seorang pelacur.

"Pahh,, makanannya sudah siap, yuk makan dulu! kembali perkataan istriku menyadarkanku dari lamunanku. " Eh,, iya mahh, jawabku yang beranjak mendekati ruang makan dan kemudian duduk di sana.

"Papah,, kenapa? Dari kemarin sore kok pules banget tidurnya, sampe lupa makan malam loh, papah sakit? kata istriku sambil mendekatkan punggung tanganya di keningku. " Agak demam loh pah! papah berobat gih, mamah takut papah kenapa-kenapa! kata istriku perhatian. " Dinn,, ayoo,, makan nak, nanti kamu sakit loh, biar nanti bayi mu mamah yang urus, kata istriku penuh perhatian. Kadang aku heran dengan sikapnya akhir akhir ini, kamu begitu perhatian mah, baik dan sangat sayang sama keluarga, tapi kenapa kemarin kamu tega membiarkan anakmu di gauli pria lain, apalagi sampai tega punya rencana untuk menyerahkan keperawanan anak bungsumu kepada pria bejat itu mah. Aku kembali melamun memikirkan semua hal tersebut, sampai akhirnya hal ganjil pun terjadi. Saat Dini berjalan mendekati meja makan, aku melihat cara dia berjalan sedikit berbeda, dia berjalan sedikit agak mengangkang. 

Dan jalanya agak pelan dan saat dia duduk dia pun sedikit meringis. Akupun menanyakan hal tersebut kepada Dini namun jawabannya kurang bisa dipercaya, apalagi saat aku bertanya istriku seperti memperhatikan Dini begitu pun sebaliknya. " Din kamu kenapa? jalanmu kok tak seperti biasanya? tanyaku pada Dini. " Oh,, gak kenapa kenapa kok yah, ini Dini kesusahan karena Dini pake pembalut yang agak tebel yah, jadi jalannya agak sedikit susah, heheh,, jawabannya sambil tersenyum mencurigakan. setelah menjawab pertanyaanku Dini langsung menoleh ke arah istriku dan begitu pun sebaliknya, sepertinya ada yang mereka sembunyikan. " Yaudah kirain kenapa" soalnya ayah mau ke dr, kalo Dini ada yg diderita sekalian sama ayah kesananya. Kataku pada Dini. " Gak usah yahh,, cuman hal sepele kok yah, gk usah sampe ke dr segala, jawabannya semakin mencurigakan. saat aku hendak bertanya lagih Dini pun segera beranjak dari meja setelah menghabiskan makananya, dan sekarang dia sedikit rapatkan jalanya agar aku tidak semakin curiga dengan tingkahnya. Istriku pun sepertinya demikian, dia bergegas memberikan bayi Dini yang sedang dia gendong tersebut kepada Dini dan segera menghampiriku di meja makan. " Pah,, kalo sakit sebaiknya papah jangan kerja dulu, mending papah berobat gih takutnya papah kenapa-kenapa, kata istriku. " Iya mah, sepertinya papah gk kerja dulu hari ini mau cek kesehatan dulu, takut drop badan papahnya, jawabku sambil menghbiskan makananku. " Mahh,,, pahh,,, Ayu berangkat yahh, Ayu pun datang dari lantai atas kemudian menyalami kami berdua. " Mau kemana kamu sayang? gak makan dulu nih? nanti kamu laper lohh, tanya istriku. " Ayu mau ke kampus temen Ayu mah, penasaran sama kampusnya, sekalian mau lihat lihat kampusnya kalo cocok Ayu mau kuliah di sana ajah yah mah, pah, gapapa kan? tanya Ayu. " Kalo papah sih terserah kamu, yang penting kamu serius dengan apa yang kamu ingin capai, nanti sekalian kamu tanya juga biayanya berapa, kalo kamu cocok nanti papah daftarin sekalian kamu kesana, jawabku pada Ayu. Ayu pun tersenyum kemudian pamit kepada kami berdua, aku sangat sayang sekali dengan anak bungsuku Ayu dan apapun yang terjadi aku akan slalu ada untuknya dan akan selalu melindunginya. Tapi,, aku tak habis pikir dengan ibunya, dia rela menawarkan anak bungsunya tersebut untuk di gauli tua bangka itu, benar benar tidak bermoral pemikirannya tersebut. Setelah sarapan aku pun bersiap akan pergi berobat hari ini, karena aku bingung dengan kondisi tubuhku yang slalu merasa pusing akhir-akhir ini. Setelah selesai mandi dan memanaskan mesin mobilku aku pun bersiap untuk pergi. Saat aku sudah meninggalkan rumah menuju ke klinik dr terdekat, pas di tengah perjalanan aku melihat pak Adit sedang berjalan kaki ke arah menuju rumahku, dan saat dia menoleh ke arah mobil dia hanya tersenyum padaku aku pun membalas senyumanya tersebut dengan melaksonya, tapi senyuman tersebut seperti memiliki arti dan entah kenapa perasaanku kembali tidak enak. 

Saat di tengah perjalanan aku pun memberhentikan mobilku memarkirkanya di pinggir jalan dan mematikan mesinnya, saat aku berfikir untuk memutar balik dan kembali ke rumah pasti mereka akan sadar akan suara mesin mobil jikalau mereka berniat melakukan perbuatan mereka lagi. Jadi kuputuskan untuk meninggalkan mobilku akupun berlari menuju ke jalan pulang. Saat aku sampai di rumah pak Adit 10 menit kemudian, aku tidak menemukan sendal atau pun hal yang aneh di rumah tersebut, dan entah kenapa aku pun langsung melanjutkan lariku menuju rumah. Saat aku sampai di rumah aku menemukan sendal milik pak Adit ada di depan pintu rumahku, sedang apa dia disini pikirku? Segera akupun mengendap menuju pintu samping yang kebetulan tidak terkunci kemudian aku mengendap-endap masuk kedalam rumahku. 

Saat aku sudah didalam lagi lagi hal tersebut terjadi, aku melihat pak Adit sedang rebahan di atas paha anaku Dini dan sedang menyusui di pAyudaranya, sedangkan aku melihat istriku sedang menjilati penis hitamnya pak Adit sambil menhjisap hisap penis tersebut, dan membuatku semakin tercengang adalah, mereka melakukannya dengan kondisi yang sudah telanjang bulat. 

"Cups,, cups,, cups,, suara pak Adit menyusu di pAyudara Dini, sangat jelas terdengar suara decakannya dari mulut dan bibir hitamnya tersebut, seperti tidak mau lepas dari putingnya Dini. air susu Dini pun sedikit merembes keluar dari pAyudara yang satunya. Kemudian Dini menyodorkan lagi pAyudara sebelahnya kepada tua bangka tersebut yang di sambut dengan hisapan ganas oleh mulutnya pak Adit. " Ehhh,, ehh,, ehhh,, Dini hanya meringis sambil mengelus-elus kepala pak Adit, dan Dini pun juga mendesah mendapati perlakuan pak Adit pada pAyudaranya. Tidak hanya mengihsap air susu Dini, pak Adit juga meremas pAyudara sebelahnya dengan gemas serta menarik narik puting pAyudara Dini dengan giginya, yang membuat air susu Dini muncrat membasahi wajah jelek penuh bopengnya tersebut. Istriku pun semakin ganas mengisap serta menjilati penis hitamnya pak Adit, di hisapnya sampe pipinya kempot kemudian dia jilati juga bijinya pak Adit bergantian, pak Adit pun melepaskan remasanya pada pAyudara Dini dan kemudian menarik kepala istriku agar semakin dalam memasukan penis tersebut kedalam mulut istriku dia jambak dan dia naik turunkan juga kepala istriku dengan cepatnya yang membuat istriku kesusahan bernafas dan membuat air liurnya semakin banyak keluar membasahi penisnya hitamnya pak Adit. " Clocckkk,,, clocckkk,, clocckkk,, suara decakan mulut istriku pada penis Adit, gerakannya pun semakin cepat sepertinya pak Adit akan segera keluar. 

Pak Adit menarik tubuh Dini agar semakin membungkuk dan semakin membenanmkan pAyudaranya ke wajah penuh bopengnya tersebut sambil semakin membenamkan juga kepala istriku pada selangkanganya dan kemudian dia pun mengejang karena orgasmenya, tanpa sadar dia juga mengigit puting pAyudara Dini yang membuat Dini menjerit kesakitan. " Ahhhhhh,,,, pakk sakitttt,,, ahhhh,, Dini menjerit saat puting digigit oleh pak Adit karena mungkin gemas saat akan mendapatkan orgasmenya tersebut. " Crottt,, crottt,,crottt,, beberapa kali semburan cairan pak Adit mengisi mulut istriku, yang membuat istriku tersedak, ikuti dengan leguhan panjang pak Adit. " Ahhhhh,,,, sedot,,, terusss,,, pejuhh,, gw lonteee,,, anjinggg mantap banget keluarga lonteee inii ahhh,,, pak Adit pun melenguh panjang. Istriku pun mencabut penis pak Adit, terlihat banyak sekali cairan pak Adit walaupun sudah di telan sebagian tapi masih ada sisa yang keluar membasahi dagu istriku serta sebagian mengalir membasahi leher dan pAyudara istriku. Pak Adit bangkit dan duduk, ia pun menyuruh Dini dan istriku agar berciuman dan saling menjilati sisa sisa cairannya tersebut. " Woyyy,,, lonte,, tolong jilati sisa sisa pejuh gw yang ada di tubuh ibu loe,, cepetan! perintah pak Adit pada Dini anakku. 

"Baik tuan,, kata Dini sambil mendekati wajah ibunya sendiri. Istri dan anaku pun menurut, mereka berciuman dan saling membelitkan lidahnya Dini pun menjilati cairan pak Adit yang berada di dagu, leher dan pAyudara istriku sampai bersih. Aku yang melihat hal tersebut juga sangat terangsang parah, sampai celanaku penuh sesak dan aku pun orgasme secara tidak sadar. Bagaimana aku tidak terangsang melihat adegan demi adegan tersebut terjadi, dia mana dua wanita cantik yang merupakan anak dan istriku sedang melayani tua bangka jelek dengan tubuh hitam gendut serta wajah penuh bopeng. 

Sedangkan istriku dengan tubuh putih montok dan pAyudara yang besar namun tidak kendor, dan anaknya yang bertubuh tinggi putih serta pinggang yang ramping tapi pAyudara besar dan membengkak karena masih mengeluarkan air susu. Mereka dengan suka rela melayani tua bangka tersebut sampai dia orgasme, pasti siapapun itu bakal terangsang hebat melihat hal tersebut. Pak Adit kemudian bangkit dari sofa kemudian membungkuk di depan pAyudara Dini, dia kemudian melebarkan pahanya dan menyuruh istriku agar menjilati lubang pantatnya pak Adit pun menungging sambil berdiri ikuti istriku di belakangnya. " Hehh,, lonte, bangun cepet,,jilatin lubang pantat gw lontee, kata pak Adit sambil menjambak rambut panjang istriku. Dan kemudian istriku pun menurut dan mulai menjilati lubang dubur pak Adit. " Slurp,, slurp,, slurp,, suara istriku menjilati lubang dubur pak Adit. 

"Gw masih belum kenyang nyusu sama lu lonte, bakal gw abisin susu loe sampe bayi loe gk kebagian,, hak,, hak,, hak,, kata pak Adit sambil tertawa dan kemudian kembali menyusu di pAyudara Dini. " Tapi pelan" yah pak, puting Dini masih sakit bekas bapa gigit tadi, kayaknya agak lecet dan berdarah nih, kata Dini sambil menunjuk putingnya yang memang agak sedikit lecet dan mengeluarkan darah. " Lah banyak omong loe lonte, lebih baik loe nikmatin ajah kenyotan gw, hak,, hak,, hak,, kata pak Adit sambil kembali menghisap pAyudara Dini dan meminum air susu Dini dengan kuatnya. 

"Slurppp,,, slurppp,, slurppp,, suara hisapan kuat pak Adit pada pAyudara Dini yang membuat Dini melenguh. "Ahhhh,,, pakkk,, jangan di habisin air susuku pakk,,, ahhhh,, pak,,, perihhh,, Dini melenguh,saat pak Adit menghisap puting Dini yang lecet. Tapi pak Adit tidak menghiraukan dia terus sajah menghisap pAyudara Dini yang putingnya lecet dan berdarah itu dengan kuat, dan berpindah saat puting tersebut tidak mengeluarkan air susunya lagi. Tidak hanya menghisap kali ini pak Adit juga meremas pAyudara Dini dengan kuat sampai sampai Dini kesakitan dan pAyudaranya memerah. 

Tentu saja walaupun pAyudara Dini dia remas kuat kalo air susunya sudah habis PAyudara tersebut hanya akan memerah tanpa ada setetes pun air susu yang keluar. " Ahhhhh,,, sakitt,,, pakkk,,, kumohonn,, hentikan,, pakk,, ahhhh,,, kata Dini sambil tangannya memegang tangan paling Adit yang meresmasnya semakin kuat. Namun apalah daya Dini pun hanya pasrah saat pAyudaranya di perlakuan kasar sperti itu, dan seperti tidak ada perlawanan berarti dari Dini untuk menghalangi perbuatan bejat pak Adit tersebut. Dan di sebelah Dini, istriku masih sibuk menjilati lubang dubur pak Adit, hatiku sakit melihat perlakuan pak Adit yang tidak manusiawi, dan yang menjadi korbannya adalah istri dan anaku. Hatiku pun menangis melihat istriku dengan layaknya menjilati lubang untuk buang kotoran tersebut, apa sebegitu terangsangnya kamu mah, sampai sampai kamu melakukan hal yang sangat menjijikan tersebut. 

Setelah puas menyusu pak Adit pun menghentikan perbuatannya tersebut, entah seberapa banyak air susu yang dia hisap sampai air susu tersebut tidak keluar lagih dari pAyudara Dini, dan hanya menyisakan pAyudara yang agak bengkak dan memerah karena terus di remas kuat oleh pak Adit. " Puahhh,, mantep bangett,, emang Asi lonte nikmatnya pool,, hak,,hak,,hak,, pokoknya besok gw mau lagi,,hak,,hak,,hak,, slurppp,, kata pak Adit sambil menjilat sisa air susu di mulutnya dan menyeka bibir serta dagunya yang masih belepotan air susu. Istriku pun menghentikan jilatan pada lubang duburnya pak Adit, dan terduduk di lantai kelelahan. Begitu juga dengan Dini yang tampak kelelahan juga apalagi sekarang terlihat dengan jelas pAyudaranya yang memerah serta banyak cupangan di dekat putingnya, Dini pun merebahkan tubuhnya di sofa terlihat wajah kelelahan dari mereka berdua. " Kayaknya cukup untuk hari ini deh lonte, gw lagi ada urusan soalnya! Kayaknya besok bakal gw entotin kalian berdua sampe lemas deh, hak,, hak,, hak,, tawa pak Adit sambil kembali memakai pakaiannya lagi.

"Ehh,, ibu lonteee,, gimana anak loe yang masih perawan itu? Gw udah gk sabar nih pengen gw entotin juga, kata pak Adit sambil menjambak rambut istriku.
"Dia lagi sibuk tuan, pasti secepatnya tuan juga bisa ngerasain tubuhnya, sama seperti tua merasakan tubuh anaku Dini, kata istriku. Sialllll,,, anjing,,, anjing,,, anjing,,, dalam hati aku mengumpat melihat pernyataan istriku, aku sangat kesal sekali dengan dirinya. Apalagi dengan si tua bangka bejat yang bernama Adit itu, ingin sekali ku cekik lehernya dan ku injak injak wajah buruk rupanya itu. Namun, seperti biasa aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya rasa pusing yang sangat kuat yang aku alami. Badanku lemas, hatiku sakit, ingin sekali kubunuh tua bangka tersebut namun tak bisa. 

"Oke,, oke,, gw tunggu kabar baiknya lonte, kata pak Adit sambil meninggalkan mereka berdua. Segera istri dan anaku pun memakai pakaianya kembali, dan membersihkan sisa sisa perbuatan mereka tersebut. Banyak sekali cairan cairan yang menempel di sofa, apakah anak dan istriku juga sudah orgasme soalnya banyak sekali cairan bening yang berceceran di sofa begitu juga dengan air susu yang membasahi sebagian sofa. Setelah mereka membereskan hal tersebut, aku pun bergegas pergi dan menyelinap ke pintu belakang dan kemudian pergi meninggalkan rumahku. Saat berjalan meninggalkan rumah aku bingung dengan diriku sendiri, kenapa lagi" aku tidak bisa melakukan apapun. Saat aku berjalan tidak sengaja aku melihat pak Adit masuk kedalam rumah membawa barang barang mencurigakan yang di bungkus kain putih. Saat aku mengendap mengikuti dia kedalam rumah, aku pun di kejutan oleh seorang lelaki kurus dengan rambut panjang acak acakan.

"Pak,, bapak ngapain mengikuti pak Adit? kata lelaki kurus tersebut. " Apa bapa curiga juga sama keluarga pak Adit, sama sih saya juga soalnya belakang ini tingkah laku mereka semakin aneh" , katanya lagi. " Ehh,, anu, Iyah pak, perilaku mereka membuat saya yang tetangga dekatnya menjadi curiga, jawabku.

"Owh jadi bapa juga menyadarinya yah, soalnya gini pak terkadang dia itu selalu terlihat ngomong sendiri, dan kadang-kadang juga ia suka berjalan di tengah malam entah kemana perginya. Saat kami panggil pun dia hanya fokus berjalan tanpa memperdulikan panggilan kami. Dan kadang-kadang ia juga suka mengoleksi benda benda aneh pak, di rumah juga banyak benda benda yang bentuknya tidak karuan, menurut pengakuan teman saya yang dulu pernah berkunjung ke rumahnya.
"Yaudah pak saya pergi dulu yah, saya ada urusan sebentar, kata orang kurus tersebut yang ku ketahui bernama supri.
"Owh Iyah pak, saya juga mau jalan lagi, kataku yang kemudian pergi menuju ke tempat mobilku berada. 

Aku makin penasaran dengan apa yang terjadi pada keluargaku, apa yang pak Adit lakukan sampai-sampai anak dan istriku sangat menurut dengan perkataanya. Di dalam rumah tersebut Terlihat seorang pria tua dengan perut buncit sedang membawa sebuah patung kecil tua berbentuk seperti kambing dengan tubuh buncit serta memiliki mata merah menyala dengan bentuk kerdil, dia meletakan patung tersebut di sebuah ruangan khusus di lantai 2 rumahnya. Dia pun menyembelih seekor ayam hitam di depan petung tersebut, dan mengambil tetesan darah tersebut kemudian dia kumpulan darah tersebut ke sebuah mangkok kecil dan kemudian dia mengusapkan darah tersebut kemata patung tersebut dan kemudian dia juga mengusapkan darah tersebut kematanya sendiri. "Hak,, hak,, hak,, siap siap kau lonte, bakal gw ambil darah perawan loe itu, hak,, hak,, hak,, kata seorang pria tua tersebut sambil melihat foto seorang wanita muda tersebut.

Mencoba menjadi setitik warna di dunia ini meskipun dunia ini sudah penuh dengan banyak warna

Post a Comment